5 Gaya Resolusi Konflik, Apakah Caramu Menyelesaikan Konflik Sudah Sehat?

Gaya resolusi konflik
Gaya resolusi konflik. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Instrumen Thomas-Kilmann Conflict Mode (TKI), salah satu model manajemen konflik yang paling banyak digunakan, mengidentifikasi lima gaya resolusi konflik: bersaing, menghindari, berkolaborasi, mengakomodasi, dan berkompromi.

Sementara setiap gaya resolusi konflik dapat sesuai untuk situasi yang berbeda, gaya berkolaborasi umumnya paling sehat untuk hubungan karena menekankan pendekatan berorientasi tim untuk menemukan solusi yang memuaskan kedua pasangan.

Dengan cara yang sama, gaya bersaing sering memberi tekanan yang tidak semestinya pada suatu hubungan dengan mengadu domba satu pasangan dengan yang lain dengan asumsi bahwa hanya satu yang bisa menang.

Baca Juga:4 Gaya Parenting Orang Tua, Tentukan Bagaimana Anak BertumbuhAda Artinya! Ini Makna Warna Biru Menurut Psikologi Warna

Penelitian menunjukkan bahwa gaya resolusi konflik memiliki dampak yang lebih besar pada kekuatan dan umur panjang suatu hubungan daripada jenis konflik atau frekuensi konflik.

Dengan kata lain, bagaimana kamu dan pasangan bertengkar lebih penting daripada seberapa sering kalian bertengkar atau apa yang kalian pertengkarkan.

Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang setiap gaya resolusi konflik, cara mengidentifikasi gaya yang kamu miliki sendiri, bagaimana hal itu dapat memengaruhi hubungan yang kamu jalin, dan cara mengembangkan gaya resolusi konflik yang lebih sehat.

Lima Gaya Resolusi Konflik

Kelima gaya resolusi konflik yang dipaparkan oleh TKI diposisikan pada spektrum kooperatif dan asertif.

Kooperatif mengacu pada sejauh mana seseorang mencoba untuk memahami dan memuaskan kekhawatiran pasangannya. Ketegasan, sementara itu, mengacu pada sejauh mana seseorang mencoba untuk memuaskan keprihatinan mereka sendiri

Gaya yang condong terlalu jauh ke salah satu ekstrem bisa jadi tidak sehat. Misalnya, seseorang yang terlalu asertif dan tidak berusaha sama sekali untuk memuaskan kekhawatiran pasangannya dapat membuat pasangannya merasa diabaikan dan, pada akhirnya, tidak terpenuhi dalam hubungan tersebut. Tetapi orang yang terlalu kooperatif dan menolak untuk bertahan dapat menciptakan dinamika hubungan yang serupa, di mana satu pasangan selalu mendapatkan kebutuhannya dan yang lain tidak pernah.

Berikut lima gaya resolusi konflik yang harus kamu pahami agar kamu tahu bagaimana kamu biasanya melakukan penyelesaian konflik.

0 Komentar