Giliran Wabah LSD Serang Sapi dan Kerbau, 13 Kecamatan di Kendal Terpapar

Giliran Wabah LSD Serang Sapi dan Kerbau, 13 Kecamatan di Kendal Terpapar
Pandu Rapriat Rogojati (Kepala Dinas Petanian dan Pangan) Dok. Radar Pekalongan
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Belum hilang penyakit mulut dan kuku (PMK), kini muncul penyakit baru yang menyerang hewan ternak sapi dan kerbau, yakni Lumpy Skin Disease (LSD). Data Dinas Petanian dan Pangan Kendal mencatat ada sebanyak 175 kasus aktif LSD yang terjadi pada sapi dan kerbau, dan tersebar di 13 Kecamatan.

Diketahui, Lumpy Skin Disease, penyakit kulit infeksius bermateri genetik (DNA) dari genus capripoxvirus dan famili poxviridae. Dengan adanya penyakit tersebut masyarakat kembali was was dan dikhawatirkan oleh penyakit baru yang mengancam hewan, ternak terutama sapi dan kerbau. Penyakit kulit ini timbul dengan gejala berupa bintik-bintik di kulit seperti gudik atau kudis.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kendal, Pandu Rapriat Rogojati, mengatakan bahwa hewan yang terserang LSD mengalami kerusakan kulit yang ditunjukkan dengan banyaknya benjolan. Ciri-ciri hewan ternak terdampak virus LSD, yaitu suhu badan hewan sangat tinggi dan jika diraba di bagian leher terdapat benjolan-benjolan.

Baca Juga:Pasokan Langka Selama Cuaca Ekstrem, Harga Ikan Laut di Pasaran Masih TinggiDikunjungi FKUB Kendal, Momen Imlek di Klenteng Tri Dharma Kian Sempurna

“Meski bisa disembuhkan, namun jika sudah terlanjur parah benjolan-benjolan akan pecah dan menimbulkan bekas menghitam. Bekas ini membuat harga hewan ternak menjadi jatuh,” ungkapnya, Jumat (20/1/2023).

Saat ini wilayah sebaran penyakit LSD ada di 13 kecamatan di 31 desa dengan total kasus ada 183 ekor. Rinciannya, kasus aktif ada 175 ekor, empat sembuh dan satu mati. Dinas Pertanian dan Pangan sendiri selalu melakukan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat maupun para peternak sapi. “Jika ada gejala pada ternaknya bisa melaporkan dan akan dilakukan pengobatan maupun pemberian vaksin LSD,” terang Pandu.

Dia meminta masyarakat tidak membeli ternak dari wilayah lain terutama daerah yang terpapar LSD. Karena hal itu dikhawatirkan akan mempercepat penularan ke hewan ternak lainnya.

Adapun terkait vaksinasi, Dinas Pertanian dan Pangan menargetkan bisa menyasar 10 ribu sapi dan kerbau. Sementara untuk sasaran wilayah, lanjut Pandu, pihaknya akan memprioritaskan wilayah berstatus zona merah LSD.“Saat ini sudah ada 689 ekor sapi yang sudah diberikan suntikan vaksin LSD,” terangnya. (lid/sef)

0 Komentar