Gus Yahya Aktif Kampanyekan Perdamaian Dunia, UIN Sunan Kalijaga Anugerahkan Doktor Kehormatan

Gus Yahya Aktif Kampanyekan Perdamaian Dunia, UIN Sunan Kalijaga Anugerahkan Doktor Kehormatan
Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sedang bersama dengan Pengurus Cabang Nahdlotul Ulama' (PCNU) Kota Pekalongan, diantaranya KH Kasiman Mahmud Desky MAg di Gedung Aswaja, Kota Pekalongan.
0 Komentar

JAKARTA, RADAR PEKALONGAN.ID – Karena Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya aktif mengkampanyekan perdamaian dan persatuan baik di tingkat nasional maupun internasional, melalui kontribusi pemikiran dan tindakan kepada umat. Maka Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga akan menganugerahkan gelar doktor kehormatan.

Sebagaimana dikutip di Nu.online, Wakil Rektor II UIN Sunan Kalijaga Prof Sahiron Syamsuddin mengatakan, penganugerahan gelar doktor kehormatan untuk Gus Yahya yang juga Ketua Tanfidziyah PBNU itu sudah melalui rapat pimpinan UIN Sunan Kalijaga dengan melihat rekam jejak yang sangat jelas tersebut.

“Anugerah gelar doktor kehormatan itu diberikan karena Gus Yahya berkontribusi dalam mewujudkan perdamaian melalui pemikiran dan langkah strategisnya. Serta telah banyak memberikan kontribusi pemikiran dan tindakan kepada umat dalam rangka perdamaian dan persatuan, baik di tingkat nasional maupun internasional,” jelasnya.

Baca Juga:STMIK Widya Pratama Wujudkan Mahasiswa Berjiwa Sosial Tinggi dengan Capacity BuildingPengin Dimudahkan Rezeki, Rajinlah Sholat Lima Waktu

Hal tersebut, kata Sahiron, tidak hanya dilakukan Gus Yahya saat setelah menjadi Ketua Umum PBNU, melainkan jauh sebelumnya. Pemikiran dan langkah strategisnya terus dilakukan sampai ia mendapatkan amanah sebagai Ketua Umum PBNU.

“Hal ini tidak hanya beliau lakukan saat ini, tetapi juga di masa-masa sebelumnya,” ujar Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.

Lebih lanjut, Sahiron menjelaskan, bahwa Gus Yahya melakukan penerjemahan-penerjemahan atas pemikiran Gus Dur, baik tentang kebangsaan, kenegaraan, maupun keagamaan. Semua pemikirannya itu ditujukan untuk rahmat bagi semesta.

“Dulu beliau menerjemahkan pemikiran-pemikiran Gus Dur tentang berbangsa dan bernegara serta beragama dalam rangka mewujudkan rahmat bagi alam semesta” terangnya.

Gus Yahya juga, kata Sahiron, memiliki ide fikih peradaban yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi tantangan di era saat ini. “Saat ini, beliau memiliki gagasan perlunya menciptakan apa yang beliau sebut dengan “Fikih Peradaban” dalam menjawab tantangan zaman,” tuturnya.

Melihat kontribusi konkret tersebut, Pimpinan UIN mengadakan rapat khusus tentang kemungkinan pemberian anugerah Doktor Honoris Causa kepada beliau,” kata akademisi kelahiran Cirebon, Jawa Barat 54 tahun yang lalu itu.

0 Komentar