Habitat Satwa Langka di Hutan Petungkriyono Kian Terusik

Habitat Satwa Langka di Hutan Petungkriyono Kian Terusik
Hutan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan menyimpan kekayaan flora fauna yang luar biasa. Salah satunya habitat owa Jawa, jenis kera paling langka di dunia. (Hadi Waluyo)
0 Komentar

KAJEN,Radarpekalongan.id – Habitat satwa langka di Hutan Petungkriyono kian terusik. Salah satu faktornya ialah pengelolaan ekowisata di Hutan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, masih bersifat mass tourism dan dikelola secara sporadis. Kondisi ini bisa mengancam habitat satwa endemik dan langka di dunia seperti macan tutul Jawa, owa Jawa, elang Jawa, dan kukang Jawa.

Terusiknya habitat satwa dilindungi ini bisa terlihat dari tingkat keterjumpaan satwa tersebut yang kian sulit ditemui. Diduga, satwa-satwa itu bergeser ke tempat lain untuk menghindari keramaian manusia.

Pegiat lingkungan dari Komunitas Swara Owa, Wawan, mengatakan, keberadaan populasi dan distribusi macan tutul di Hutan Petungkriyono belum ada penelitian yang lebih lanjut. “Kita pernah pasang kamera trap untuk uji coba alat penelitian, apakah sesuai ndak alatnya malah dapat gambar yang bagus, bisa merekam keberadaan macan tutul Jawa,” terang dia.

Baca Juga:Satwa Langka di Hutan Petungkriyono, Dari Owa Jawa Hingga MacanKorban Arisan PCX Mulai dari PNS, Lurah, Hingga Pengusaha Batik

Menurutnya, kamera trap itu dipasang di Hutan Sokokembang. Namun, lanjut dia, berdasarkan penuturan warga di daerah atasnya juga pernah ditemukan jejak macan. “Macan area jelajahnya luas sekali, sehingga memungkinkan itu macan yang sama juga,” kata dia.

Disinggung apakah ada imbas majunya ekowisata di wilayah itu dengan keberadaan satwa, Wawan tak menampiknya. “Wisata di Petungkriyono saat ini ramai sekali. Macan dulu sering lewat jalan Kroyakan-Sokokembang, sekarang ndak. Owa juga dulu banyak di lokasi itu, sekarang sudah menjauh karena ramai banget. Pasti ada imbas dari wisata tapi kita belum lakukan penelitian sejauh itu, “kata dia.

Ia menyarankan agar pengembangan ekowisata yang ramah hutan dan satwa dikembangkan di Petungkriyono, bukan sekedar mass tourism yang berorientasi hanya mengundang sebanyak-banyaknya pengunjung untuk datang.

“Wisata jangka panjangnya ndak hanya untuk manusianya, karena landscape kita di hutan ya dipertimbangkan dengan seluruh isinya. Wisata sekarang masih biasa. Ke depan mungkin bisa dikembangkan wisata minat khusus. Ini cukup potensial sekali dikembangkan di Petungkriyono, dari burungnya, primatanya, itu bisa dikemas menjadi paket-paket minat khusus yang nilai jualnya cukup tinggi,” kata dia.

0 Komentar