Hari Ini 103 Tahun Lalu, Aksi Demonstrasi Paling Berdarah terjadi di Reichstag Jerman

Hari Ini 103 Tahun Lalu, Aksi Demonstrasi Paling Berdarah terjadi di Reichstag Jerman
Sumber foto: The Reichstag Bloodbath. wikipedia.com©2022 Merdeka.com
0 Komentar

Para Sipo yang terpancing lantas menyerang balik dengan memukulkan postol dan karabin. Sementara di ruang parlemen, para anggota USPD terus melancarkan serangan dan mendesak pasukan Sipo ditarik. Akhirnya Presiden Parlemen, Fehrenbach sampai harus menghentikan rapat pada pukul 15.48.

Suasana mulai memanas saat salah seorang demonstran melepaskan tembakan ke Portal II Gedung Reichstag, di mana banyak anggota parlemen mengamati keributan dari balik jendela.

Sebagian besar demonstran sebetulnya tetap tenang dan mencegah Sipo bertindak agresif. Bahkan pria bersenjata juga dilucuti dan dipukuli.

Baca Juga:Masyarakat Butuh Layanan Cepat, OPD di Kendal Diminta Bertransformasi DigitalProaktif Bantu turunkan stunting, PKK Kendal Masuk 10 Besar Terbaik Jateng

Tetapi menginjak pukul 16.00, para demonstran yang telah lama berada di luar akhirnya berusaha menerobos ke dalam gedung. Sayangnya pergerakan buruh ini langsung direspon represif para Sipo dengan langsung melepaskan tembakan hingga granat ke peserta rapat umum. Akibatnya, kericuhan pun pecah.

Penyebab persis pecahnya kericuhan sendiri masih simpang siur dan tetap menyisakan pro dan kontra. Pihak pemerintah cenderung menyalahkan para pengunjuk rasa yang memaksa masuk ke gedung parlemen. Sebaliknya, pihak Independen dan komunis menuding penambakan yang dilakukan para Sipo tanpa didahului oleh tembakan peringatan.

Yang pasti, banyak korban tewas ditemukan di jalanan komplek Reichstag, khususnya di bagian selatan gedung, lalu di trotoar seberang gedung hingga kebun binatang di dekat lokasi. Sumber lain menyebut tidak ada serangan dari demonstran, terutama di Simsonstrasse, mengingat jarak mereka dengan polisi adalah 4 meteran. Di sinilah banyak demonstran justru dipukuli polisi, lalu ketika tembakan meletus mereka berhamburan dengan panik. Sementara para Sipo menembakki para demonstran dengan senapan mesin mereka.

Jumlah korban pun masih simpang siur dan konon masih terus diselidiki sampai saat ini. Tetapi sebuah sumber menyebut sedikitnya ada 42 pihak buruk yang tewas dan 105 lainnya luka-luka. Sementara di pihak lain 20 tewas termasuk seorang polisi, 100 luka-luka termasuk 15 polisi.

Terlepas dari kontroversi pemicu kerusuhan maupun silang pendapat soal jumlah korban, yang jelas insiden Reichstag ini menjadi peristiwa demonstrasi paling berdarah dalam sejarah Jerman. Tidak heran, mereka menyebutnya sebagai peristiwa The Reichstag Bloodbath alias pertumpahan darah di Reichstag. [sef)

0 Komentar