Menghayati Heroisme Rakyat Aceh dalam Melawan Belanda demi Meraih Kemerdekaan Indonesia

Heroisme Rakyat Aceh dalam Melawan Belanda
Menghayati heroisme rakyat Aceh dalam melawan Belanda demi meraih kemerdekaan Indonesia. (Twitter/@mazzini_gsp)
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Perjuangan mengapai Kemerdekaan Indonesia tidak mudah, dengan menghayati heroisme Rakyat Aceh dalam melawan Belanda.

Membuat kita akan sadar bahwa betapa besarnya perjuangan rakyat aceh dalam mewan penjajah belanda. Sejarah perang Aceh terentang panjang dari tahun 1873 hingga 1942. Berlangsung kurang lebih 69 tahun.

Heroisme Rakyat Aceh melawan Belanda (Twitter/@nh_nh)

Sebuah kutipan dari Paul van’t Veer seorang wartawan

“Tidak pernah Belanda melakukan perang yang lebih besar dari pada perang di Aceh. Dalam hal lama masa berlangsungnya, perang ini dapat dibandingkan dengan perang delapan puluh tahun. Dalam hal jumlah orang yang tewas (lebih dari seratus ribu jiwa) perang ini sebagai peristiwa militer tiada bandingnya bagi negeri kita“.

Baca Juga:Gampang Sakit? Ayo Simak Cara Mengecek Imunitas Tubuh Berikut Ini!Mewaspadai Bahaya Obesitas pada Pria Dewasa

Perang Aceh bagi Negeri Belanda bukan sekedar pertikaian bersenjata. Dia merupakan focus suatu politik nasional, kolonial, internasional selama satu abad.

Dia menandai suatu babakan waktu : peralihan dari tempoe doeloe abad ke 19 di Hindia dan Negeri Belanda ke riam masa kita.

Buku tersebut mengisahkan Heroisme Rakyat Aceh dalam melawan Belanda. Perang Aceh merupakan perang dahsyat yang terpanjang dalam sejarah perperangan.

Peristiwa yang membuktikan kekuatan Indonesia pada umumnya rakyat aceh sedemikian dahsyat hingga mampu membuat Belanda frustasi dalam menghadapinya.

Latar belakang Heroisme Rakyat Aceh dalam melawan Belanda

Perang Aceh terjadi karena terjadi imperialism dikenal dengan traktar London tahun 1824. Belanda dalam hal ini ingin menaklukan Selat Malaka di Sumatra salah satunya Aceh.

Belanda menawarkan konolinya di Pantai Guinea kepada Inggris dan menjanjikan tidak akan ada tariff ganda untuk impor dan ekspor dari dan ke Sumatra.

Singkatnya, Traktar London direvisi menjadi Traktat Siak lalu diubah lagi menjadi Traktat Sumatra. Dari Traktat Sumatra inilah menjadi legitimasi Belanda untuk melakukan agresi terhadap Aceh.

Baca Juga:Mengenal Jenderal Sudirman Bergerilya untuk Kemerdekaan Republik Indonesia dengan Separuh Paru-ParuLangkah-langkah untuk memecahkan masalah dan hambatan dalam kehidupan

Respon Masyarakat Aceh

Masyarakat Aceh saat itu benar benar menolak akan kedatangan Belanda dan Kerajaan Aceh tidak akan tunduk pada kolonial Belanda.

Perang Aceh (1873-1874)

Kedatangan Belanda ke Aceh (Twitter/@akjailani)

Pada bulan September 1872. Pejabat tinggi Aceh pergi menemui residen Riau, D.W. Schiff untuk meminta Belanda menunda kedatangannya ke Aceh.

0 Komentar