Wah, Jejak Arkeologis Kabupaten Batang Ternyata Lebih Tua dari Dieng dan Borobudur

jejak arkeologis Kabupaten Batang
DOK EKSKAVASI - Arkeolog asal Prancis, Veronique de Groot, saat melakukan proses ekskavasi Candi Boto di Desa Sawangan Gringsing pada 2019 silam.
0 Komentar

“Dieng yang sampai saat ini masih dipercaya sebagai tempat awal kemunculan monumen Hindu-Budha tertua di Jawa Tengah (abad VI-VII M),” begitu disebutkan dalam tulisan tersebut.

Selain faktor geografis, dugaan Kabupaten Batang sebagai pintu masuk awal proses Indianisasi di Jawa Tengah juga didukung berbagai penemuan dan hasil penelitian berbagai jejak arkeologis Kabupaten Batang. Banyak jejak arkeologis Kabupaten Batang peninggalan Hindu-Budha yang ditemukan di berbagai tempat.

Menariknya, dari hasil penelitian periodisasi sejumlah ahli, beberapa jejak arkeologis Kabupaten Batang tersebut ternyata berusia lebih tua candi di Dieng hingga Borobudur, yakni kisaran abad V sampai VIII. Beberapa benda arkeologis yang ditemukan mulai dari reruntuhan candi, petirthaan, lingga, yoni, arca, hingga beberapa prasastinya. Aksara dan bahasa yang digunakan pun umumnya Pallawa, Jawa Kuno dan ada juga Melayu Kuno.

Baca Juga:Pasca Pandemi, Kasus Gangguan Jiwa Naik jadi 2.726

Jejak Arkeologis Kabupaten Batang

“Bukti tersebut merefleksikan bahwa pada masa lampau, di kawasan tersebut telah terdapat beberapa komunitas atau bahkan mungkin institusi sosial-politik bercorak Hindu-Budha,” lanjut Sowfan Noerwidi dalam tulisan yang dirilis di jurnal Berkala Arkeologi Tahun XXVII No. 2/November 2007.

Penemuan Candi Boto di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, pada tahun 2019 silam, semakin menguatkan dugaan bahwa peradaban Hindu atau proses Indianisasi di Batang telah lebih dulu terbangun sebelum era Mataram Kuno atau peradaban Borobudur. Jejak arkeologis Kabupaten Batang ini diyakini menjadi petunjuk penting tentang awal mula masuknya pengaruh Hindu-Budha di Jawa Tengah.

Candi Boto sendiri berlokasi di areal PTPN IX masuk Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, dan saat ini masuk dalam Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Temuan bangunan candi ini bermula ketika ditemukannya sisa reruntuhan bata pada saat tanaman di lokasi tersebut dicabut. Dari indikasi inilah akhirnya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama seorang arkeolog Prancis, Veronique de Groot, melakukan proses eksvakasi (penggalian) guna mendapatkan bentuk candi secara lebih utuh. Terlebih, posisi candi terkubur tidak terlalu dalam, kurang dari satu meter.

Situs ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-7 atau tepatnya tahun 630 masehi, sehingga usianya sudah lebih dari 1300 tahun. Jejak arkeologis Kabupaten Batang yang berada di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing ini pun diprediksi menjadi candi tertua yang ada di Jawa Tengah.

0 Komentar