Jessica Stern Batal Berkunjung, MUI Kota Pekalongan Sebut Sudah Seharusnya…

Jessica Stern Batal Berkunjung, MUI Kota Pekalongan Sebut Sudah Seharusnya...
Pengurus MUI Kota Pekalongan KH Ahmad Slamet Irfan SH mengaku bersyukur terkait batalnya kunjungan .Jessica Stern ke Indonesia. (Radarpekalongan.id/Abdurrohman)
0 Komentar

PEKALONGAN,Radarpekalongan.id – Pengurus MUI Kota Pekalongan KH Ahmad Slamet Irfan SH mengaku bersyukur terkait batalnya kunjungan .Jessica Stern ke Indonesia. Karena memang sudah seharusnya dia tidak berkunjung ke negara yang menentang LGBT, termasuk didalamnya Indonesia.“Kalau ada informasi batal kunjungan,Alhamdulillah. Berarti situasi tetap kondusif. Tidak ada demo-demo menentang kunjungannya. Sebab bila ada aksi demonstrasi mengakibatkan aktivitas ekonomi terganggu,” ucapnya.Sebagai negara yang menjunjung demokrasi dan hak asasi manusia, sambung Mantan Ketua PMII itu, sejatinya kunjungan Jessica Stern tidak masalah bila tidak membawa agenda terselubung. Namun bila mmebawa misi ingin mengkampanyekan LGBT, wajib muakadah untuk ditolak. “Orang yang bartamu itu wajib dimuliakan. Namun bila tamu itu membawa madhorot, ya harus kita hindari,” pesannya.Seperti diketahui, Usir LGBT menjadi trending nomor satu di Twitter Sabtu, 3 Desember 2022 sekira 10.36 WIB. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak kedatangan Jessica Stern untuk kampanyekan LGBT di Indonesia dengan mengatasnamakan HAM.Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) membatalkan kunjungan Utusan Khusus untuk memajukan Hak Asasi Manusia bagi Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Queer dan Interseks (LGBTQI+) Jessica Stern ke Indonesia. “Setelah berdiskusi dengan rekan-rekan kami di pemerintah Indonesia, kami telah memutuskan untuk membatalkan Kunjungan Utusan Khusus Stern ke Indonesia,” ucapnya,Seperti diketahui, Jessica Stern dipilih Amerika untuk mengkampanyekan hal sensitif dan sangat kontradiktif. Berikut profil dia?

  1. Seeorang Profesor RisetFokus utama dalam penelitiannya tersebut mengenai perilaku kekerasDari risetnya tersebut, dia telah menghasilkan sebuah karya yang membahas tentang kelompok teroris lintas agama dan ideologi, di antaranya neo-Nazi, Islamis, anarkis, dan supremasi kulit putih.
  2. Profesor Riset di Universitas Boston, Harvard, dan CIA. (dur/merdeka.com)
0 Komentar