RADAR PEKALONGAN.ID – Santri putri pakai sarung? Masa sih? Sarung, tentu tak lepas dari kehidupan umat Islam, khususnya kaum laki-laki.
Betapa tidak, sarung tidak hanya digunakan untuk beribadah semata. Dalam kehidupan sehari-hari pun ia digunakan beraktifitas oleh para pemakainya. Tapi santri putri pakai sarung juga ada lho.
Salah satunya di Pondok Pesantren (Ponpes) Subhanah yang berlokasi di Desa Subah, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang. Pengasuh Ponpes setempat, KH Ahmad Syukron Sidqon SAg mengajak santrinya untuk memakai sarung batik, sebagai wujud melestarikan budaya sarung batik.
Sarung Batik Ponpes Subhanah(Radarpekalongan.id/abdurrohman)
Baca Juga:Cari Tempat Tongkrongan yang Nyaman dan Bikin Pintar, Ya di Pocadi Nursery yang Buka Tiap HariYuk Kunjungi Durian Exhibition dan Contest, Catat Tanggal dan Tempat Pelaksanaanya
Di kalangan santri, tentu dimanapun dan kapanpun selalu menjadi ciri khas santri dalam berbusana. Lalu bagaimana jika sarung yang identik dipakai lelaki juga lekat pada kehidupan perempuan, khususnya santri putri?
Nah, jika memasuki dunia pesantren salaf atau modern khususnya pesantren putri, hampir seluruhnya tak lepas dari ‘kain santai’ bernama sarung. Bentuknya yang bisa dipakai siapa saja, membuat ia selalu digemari.
Sebagaimana dikutip tebuireng.online bila model dan motif yang dipakai santri putri berbeda dengan yang biasa dipakai kaum laki-laki. Biasanya, kainnya lebih halus, lebih ringan, dan motifnyapun lebih bercorak. Seperti sarung batik, yang rata-rata digunakan oleh santri putri.
Batik sendiri salah satu karya anak bangsa Indonesia. Saat ini telah tersebar luas, karena para pengusaha batik mendistribusikan secara menyeluruh, termasuk produk sarung batik tadi. Ini berdampak pada peningkatan nilai ekonomi.
Semakin banyak santri putri yang menggunakan (sarung atau sarung batik), semakin naik pula keuntungannya.
Ini berarti santri salah satu penyumbang besar perekonomian atas penghasilan para pengusaha sarung dan batik. Bila kita mau berhitung, berapa banyak jumlah pesantren putri di Indonesia, berapa juga para santri putrinya.
Bedanya dengan kaum lelaki, sarung batik santri putri biasanya digunakan untuk pergi mengaji, kegiatan sehari-hari kalau sedang di pondok, meski iapun juga digunakan untuk beribadah juga. Seperti digunakan rangkepan (kain lapis dalam) untuk di dalam mukenah.
Baca Juga:Kampung Seroja Klego Sediakan Kolam Ikan dan Tempat Outbond, Referensi Obyek Wisata Baru di Kota PekalonganDinkes Sudah Siapkan 5000 Vaksin Booster Kedua, Ayo Garcep alias Gerak Cepat
Biasanya mereka menyediakan sarung khusus untuk sholat. Pun tak jauh berbeda dengan kaum lelaki, sarung batik santri putri juga digunakan untuk berkemul (berselimut) dikala dingin melanda, bagi mereka yang tidak memiliki selimut.