Job Fair Pekalongan Buka 2.292 Lowongan, Namun Hanya 1.900 Pendaftar

Job Fair Pekalongan Buka 2.292 Lowongan, Namun Hanya 1.900 Pendaftar
JOB FAIR - Kegiatan Job Fair yang digelar Pemkot Pekalongan pada September lalu.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) terus berupaya menekan angka pengangguran dengan menyelenggarakan pelatihan keterampilan serta kegiatan bursa kerja atau job fair.

Pada Job Fair yang digelar pada 10-11 September 2024 di Hotel Khas Pekalongan, terdapat 2.292 lowongan kerja yang dibuka. Namun, hanya 1.900 pelamar yang mendaftar, atau sekitar 80 persen dari total lowongan yang tersedia.

Kepala Dinperinaker Kota Pekalongan, Betty Dahfiani Dahlan, menjelaskan bahwa meskipun jumlah pelamar belum memenuhi seluruh lowongan, partisipasi masyarakat dalam job fair tersebut sudah cukup tinggi. “Antusiasme peserta sangat luar biasa.

Baca Juga:Bawaslu Pekalongan Selidiki Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN Selama Masa Kampanye Pilkada 2024Harga Sayuran Anjlok Drastis di Pekalongan, Petani Merugi dan Enggan Panen

Dari 2.292 lowongan yang tersedia, ada 1.900 orang yang mendaftar. Ini sudah pencapaian yang bagus, sekitar 80 persen,” ujar Betty saat ditemui usai membuka Pelatihan Berbasis Kompetensi Tahap II DBHCHT Tahun Anggaran 2024 di Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Pekalongan, Rabu (9/10/2024).

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Jejaring Pelatihan Pemagangan Industri Daerah Kota Pekalongan, Rizky Nuansa Hadian, menyoroti adanya kecenderungan dari generasi muda, khususnya generasi Z, yang lebih memilih pekerjaan di sektor tertentu.

Menurut Rizky, mayoritas pendaftar lebih banyak melamar ke perusahaan ritel dibandingkan dengan sektor manufaktur.

“Sebagian besar generasi Z memang cenderung pilih-pilih pekerjaan. Dari 2.292 lowongan yang dibuka, mayoritas pendaftar melamar ke perusahaan retail,” kata Rizky.

Ia juga menambahkan bahwa masih jarang fresh graduate yang melamar di sektor manufaktur, sehingga perusahaan kerap kali kesulitan mencari pekerja baru.

“Untuk mencari tenaga fresh graduate di sektor manufaktur masih sulit. Akhirnya perusahaan memilih pelamar yang usianya sudah di atas 30-an,” jelasnya.

Rizky menekankan pentingnya pelatihan keterampilan, khususnya soft skill, bagi para pencari kerja agar lebih siap menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif.

0 Komentar