Kaderisasi Ala Santri di Institusi Polri

Kaderisasi Ala Santri di Institusi Polri
Annisa Banowati
0 Komentar

MUNCULNYA berbagai masalah di masyarakat seperti tindakan kriminal dan tindakan-tindakan arogan yang dilakukan oleh oknum polisi dapat menurunkan kepecayaan masyarakat terhadap institusi Polri. Kemudian ada pula masalah seperti pembunuhan, pemerkosaan, hingga pengedaran Narkoba di lingkup Kepolisian. Mengapa bisa terjadi kasus seperti ini? Hal itu disebabkan diantaranya :

Minimnya ImanSekolah tinggi dan pangkat tinggi nyatanya belum tentu memiliki iman kuat. Dari beberapa oknum saja masih banyak melakukan tindakan-tindakan kriminal dan perbuatan-perbuatan melanggar norma dan agama. Untuk sekedar pintar saja tidaklah berguna tetapi harus di imbangi dengan akhlak dan budi pekerti, Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani berpesan “Aku lebih menghargai orang yang beradab daripada berilmu, kalau berilmu Iblis pun lebih tinggi ilmunya daripada Manusia”.

Maka sangat lah penting kaderisasi calon anggota Polri dari kalangan santri dari pondok pesantren, bukan hanya dari kalangan orang akademiknya tinggi serta kalangan orang berduit saja. Saat ini kiprah pesantren tidak hanya dibidang keagamaan tapi juga bidang social, ekonomi dan pemerintahan, karena pesantren adalah sarana penting kegiatan Islam di Indonesia.

Baca Juga:Pemkab Pekalongan Terus Tingkatkan Perekonomian Warga PinggiranPenangan Banjir Rob, Pemkab Tambah Rumah Pompa dan Perkuat Tanggul

Mengubah Citra NegatifCitra positif akan membangun kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Namun sebaliknya citra bisa berubah menjadi negatif. Contohnya saja seperti kasus kemarin terjadi, tentang polisi tembak polisi. Dalam kasus ini ternyata kasus pembunuhan berencana menewaskan seorang Brigadir Josua dilakukan oleh Kadiv Propram Polri yang awalnya membuat skenario tentang tembak menembak menyeret beberapa anggota Polri bahkan sudah berpangkat tinggi untuk melancarkan skenario nya.

Publik dipaksa untuk percaya bahwa ada kejadian tembak menembak, namun selang beberpa bulan saja keterangan awal diubah mejadi kasus penembakan dilakukan oleh Ferdy Sambo dengan menyuruh Bharada Eliezer. Selain kasus itu ada juga kasus pemerkosaan mahasiswa, Novia yang dilakukan anggota polisi di Jawa Timur, sampai korban depresi dan bunuh diri.

Dalam kasus tersebut kepercayaan masyarakat terhadap Instistusi Polisi mulai menurun. Namun kepercayaan itu bisa tumbuh lagi ketika Institusi Polri menuntaskan beberapa kasus, semisal kasus teroris dan kasus-kasus terjadi dilingkungan masyarakat.Munculnya berbagai kasus sebagaimana digambarkan di atas tentunya menimbulkan berbagai pertanyaan terkait komitmen dan kinerja Polri untuk masyarakat.

0 Komentar