Kamu Tidak Harus Memaafkan Orang Lain dalam 5 Situasi Ini

Kamu tidak harus memaafkan dalam beberapa situasi
Kamu tidak harus memaafkan dalam beberapa situasi. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Jangan pernah merasa tertekan untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin kamu lakukan. Juga, perhatikan risiko yang ditimbulkan jika menawarkan maafmu menjamin bahwa orang tersebut akan melihatnya sebagai pintu kembali ke dalam hidupmu. Ingat, kamu tidak harus memaafkan semua orang dan kamu boleh menunda memberikan maafmu.

Manfaat Psikologis dari Memaafkan

Jika kamu memilih untuk memaafkan seseorang, ini tidak berarti kamu harus memberi tahu orang tersebut; pasti ada manfaat psikologis.

Satu studi mengamati manfaat maaf dengan mengikuti sekelompok 332 orang dewasa selama lima minggu. Mereka meminta mereka melaporkan “maaf keadaan” mereka, yang mereka gambarkan sebagai “untuk menumbuhkan kecenderungan yang disengaja dan digerakkan oleh tujuan menuju maaf.” Studi ini juga membuat para peserta melaporkan tingkat stres yang dirasakan dan gejala kesehatan mental dan fisik mereka.

Baca Juga:Keajaiban Memaafkan, Kamu Bisa Tuai Manfaat IniJangan Balikan dengan Mantan Kalau 4 Hal Ini Terjadi Kepadamu!

Dalam studi tersebut, sikap-memaafkan didefinisikan sebagai “pengalaman kognitif-motivasi-emosional untuk mengurangi kenegatifan dan meningkatkan kepositifan terhadap pelaku dalam menghadapi kesulitan. Peserta penelitian melaporkan peningkatan berkelanjutan dalam tingkat stres dan gejala kesehatan mental dan fisik mereka untuk lima minggu.

Studi lain mengamati hubungan antara stres psikologis, kesejahteraan, dan maaf dengan 148 orang dewasa muda. Mereka menemukan bahwa orang yang memiliki lebih banyak stres seumur hidup dan tingkat maaf yang lebih rendah memiliki hasil kesehatan mental yang lebih buruk seiring bertambahnya usia. Konon, stres seumur hidup tidak memprediksi hasil kesehatan mental yang buruk pada sukarelawan yang mendapat skor tinggi dalam tindakan memaafkan.

Pada pasangan suami istri, satu penelitian menemukan bahwa kemampuan untuk memaafkan meramalkan kepuasan pernikahan bagi pria. Demikian pula, welas asih memprediksi kepuasan pernikahan bagi wanita. Para psikolog menyimpulkan bahwa konselor pernikahan harus bekerja dengan pasangan muda untuk mengasah keterampilan ini sejak dini. Individu juga dapat membawa keterampilan ini ke dalam persahabatan dan hubungan dengan anggota keluarga.

Apakah kamu hanya melepaskan secara mental atau berbicara langsung dengan orang tersebut, keputusan untuk memaafkan seseorang bersifat pribadi. Meskipun demikian, ingatlah bahwa manfaat memaafkan mungkin lebih menguntungkan orang yang memaafkan daripada orang yang dimaafkan. Kamu memang tidak harus memaafkan dalam beberapa situasi, tetapi jangan biarkan situasi masa lalu mengendalikan perasaanmu tentang diri sendiri dan hubunganmu di masa depan.

0 Komentar