PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Dinas Kesehatan Kota Pekalongan mencatat ada peningkatan kasus HIV dan sifilis (raja singa) di kota batik. Pada tahun ini, hingga April 2023, tercatat sudah ada 58 kasus HIV. Sedangkan sampai akhir tahun 2022, tercatat ada 120 kasus HIV.
Demikian pula untuk kasus sifilis. Penyakit yang dikenal pula dengan sebutan raja singa ini meningkat menjadi 7 kasus hingga April 2023. Sedangkan pada tahun 2022 ditemukan sejumlah 4 kasus.
Peningkatan kasus HIV dan sifilis ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto melalui Epidemiolog Kesehatan Muda, Opik Taufik.
Baca Juga:Kabar Gembira! KAI Bagikan Tiket Eksekutif Gratis untuk Pelanggan sampai 15 Juni 2023, Cek Syarat dan Info Lengkapnya di SiniMenkumham Yasonna: Perempuan Milenial Indonesia Punya Sifat Kreatif dan Inovatif
“Memang kalau dibandingkan tahun kemarin, kasus HIV dan sifilis ini meningkat, rata-rata didominasi usia remaja-dewasa atau usia produktif,” jelas Opik.
Dikatakan Opik, dalam penemuan kasus tersebut tim kesehatan puskesmas dibantu oleh tim LSM Forum Komunikasi Peduli Batang (FKPB) dimana mereka fokus di Laki-laki berhubungan Seks dengan Laki-laki (LSL). Penemuan kasus HIV maupun sifilis ini dilakukan dengan cara ‘visiting door to door.
Upaya penanganan kasus HIV dan Sifilis
Terkait upaya penanganan HIV, Opik menuturkan bahwa saat ini 8 rumah sakit dan 14 puskesmas di kota Pekalongan siap melayani pengobatan antiretroviral (ARV).
“Alhamdulillah sudah bisa melayani pengobatan, bukan untuk menyembuhkan tetapi penderita bisa tetap sehat, bagi mereka yang sehat diharapkan kesehatannya meningkat, bagi yang ada keluhan, keluhannya hilang dia menjadi sehat,” jelas dia.
Kemudian, untuk penanganan sifilis, Opik menjelaskan bahwa pemerintah menyediakan program Injeksi Benzathine Penicillin dengan cukup 1 kali suntik.
“Untuk injeksi bagi penderita sipilis hanya 1 kali, cuman suntikannya cukup sakit karena kental dan dosis tunggal,” sambungnya.
Opik menjelaskan pasien HIV rata-rata tidak ada keluhan karena virusnya merusak sistem kekebalan tubuh berbeda dengan penderita AIDS yang bergejala seperti penyakit tipes, gejala gastritis (nyeri perut), pusing, stroke, dan demam.
Baca Juga:Sidang Lanjutan Perkara Dugaan Pemalsuan Merek Sarung, Penasehat Hukum Serahkan Bukti AwalPolres Pekalongan Kota Launching Program Polisi RW, Tiap RW Akan Didampingi 1 Polisi
Selain itu, penderita juga tidak nafsu makan sampai menyebabkan berat badan menurun, batuk-batuk dan sariawan atau mulut berjamur.