Keajaiban Memaafkan, Kamu Bisa Tuai Manfaat Ini

Keajaiban saat kamu mau memaafkan
Keajaiban saat kamu mau memaafkan. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Memberi maaf itu baik untuk hati kita—secara harfiah. Satu studi tahun 2017 dari Annals of Behavioral Medicine adalah yang pertama mengaitkan pengampunan yang lebih besar dengan lebih sedikit stres dan pada akhirnya kesehatan mental yang lebih baik. Peningkatan dalam pengampunan membuat stres yang dirasakan berkurang, yang diikuti oleh penurunan gejala kesehatan mental (tetapi bukan kesehatan fisik). gejala).

Penelitian lain pada tahun 2017 menunjukkan bahwa pemaafan ‘keadaan’—disposisi yang disengaja dan digerakkan oleh tujuan yang condong ke arah pemaafan—dihasilkan pada para peserta yang melakukan pemaafan perasaan yang dirasakan dari kesejahteraan mental, yang meliputi pengurangan pengaruh negatif, perasaan emosi positif, mengalami hubungan positif dengan orang lain, membedakan kepekaan pertumbuhan spiritual, dan mengidentifikasi rasa makna dan tujuan hidup serta rasa pemberdayaan yang lebih besar.

Penelitian melaporkan sedikit lebih awal, pada tahun 2015, menghubungkan pemberian maaf dengan pepatah lupa. Sebuah maaf yang disengaja dan emosional memengaruhi kelupaan insidental berikutnya. Tekad, pengampunan emosional yang disengaja menyebabkan lupa dan merupakan langkah pertama yang penting dalam menyertakan keikhlasan dalam maaf yang diberikan.

Baca Juga:Jangan Balikan dengan Mantan Kalau 4 Hal Ini Terjadi Kepadamu!Gagal Move On: Lakukan 5 Hal Ini Jika Kamu Terjebak dalam Situasi Demikian

Singkatnya, memberi maaf itu baik untuk tubuh kita, hubungan kita, dan tempat kita di dunia. Itu alasan yang cukup untuk meyakinkan hampir semua orang untuk melakukan upaya melepaskan amarah dan mengupayakan pengampunan.

Bagaimana Cara Memaafkan?

Memaafkan mungkin tidak selalu mudah, tetapi bisa lebih mudah dengan beberapa latihan dan pola pikir yang benar. Pertama, perlu diingat bahwa memberi maaf adalah sesuatu yang kita lakukan untuk diri kita sendiri untuk memutuskan keterikatan emosional kita dengan apa yang terjadi. Pikirkan untuk menjauhkan tangan kita dari pembakar panas di atas kompor—tetap panas, tetapi kita menjauh darinya demi keselamatan kita sendiri.

Juga, ingatkan diri sendiri bahwa kita bergerak maju, dan memaafkan orang ini memungkinkan mereka (atau setidaknya apa yang telah mereka lakukan) untuk tetap berada di masa lalu saat kita melanjutkan. Menulis jurnal, berdoa, atau meditasi, dan meditasi cinta kasih semuanya dapat membantu dalam memudahkan diri sendiri untuk memberikan maaf juga.

0 Komentar