Kisah Cinta Rumaisha Menerima Ketulusan Seorang Bangsawan Abu Thalhah (Part 2)

Kisah cinta Rumaisha
Kisah cinta Rumaisha dan ketulusan hati Abu Thalhah (Freepik.com)
0 Komentar

Sebenarnya aku tak pantas menolak orang seperti kamu Hai Abu Thalhah. Tapi karena diriku muslimah dan dirimu non muslim maka tak pantas untukku.

Coba Anda tebak apa keinginan saya?” Pertanyaan itu menggelitik kesadaran Abu Thalhah.

Ia segera menebak bahwa Rumaisha ingin harta dan sejumlah kenikmatan hidup yang akan dirasakan setelah menikah dengannya. Tapi dugaan itu salah.

Baca Juga:Cahaya Islami: Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk anak Laki-laki pada 1 SyawalKisah Ketegaran Rumaisha, Rela Melepaskan Suaminya Malik Demi Agama Islam (Part 1)

Rumaisha hanya menginginkan Abu Thalhah masuk Islam. Tapi mendengar jawaban itu membuat bingung Abu Thalhah karena tidak tahu siapa yang akan membimbingnya untuk memeluk agama Islam.

“Tapi saya tidak tahu yang menjadi pembimbing ku (masuk Islam) siapa?” Tanya Abu Thalhah.

“Tentu saja pembimbingmu adalah nabi Muhammad Saw,” jawab Rumaisha tegas.

Rumaisha Menerima Lamaran Nikah Abu Thalhah

Abu Thalhah bergegas menemui Rasulullah Saw. Ketika datang, Rasulullah Saw berkata, “Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya.”

Kemudian Abu Thalhah menyatakan keislamannya di hadapan Rasulullah Saw. Rumaisha tersenyum melihat ketulusan dan keseriusan Abu Thalhah.

Demikian juga Abu Thalhah terenyuh akan ketulusan Rumaisha yang menerima lamaran nikah tanpa melihat segudang kekayaannya.

Kisah cinta Rumaisha akhirnya abadi ketika Tsabit yang meriwayatkan dari Anas bin Malik terkait diterimanya lamaran Abu Thalhah.

“Sama sekali aku belum pernah mendengar seorang wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim, yaitu keislaman suaminya.”

Baca Juga:Mengagumkan Inilah 7 Hikmah Puasa Bulan Ramadan, Simak Ulasannya3 Tempat Wifi Gratis Kabupaten Pekalongan dan Cara Memanfaatkannya

Tak Sekadar Omong Kosong

Suatu hari Abu Thalhah menemui satu ayat yang menggugah hati. Ayat itu salah satu dari surat Ali Imran yang kemudian ia utarakan kepada Rasulullah Saw bunyinya begini.

“Sekali-kali belum sampai pada kebaktian yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (Ali Imran:92)

Kisah cinta Rumaisha membuat pemikiran Abu Thalhah terbuka dan ingin mengamalkan sepotong surat Ali Imran.

Abu Thalhah menghadap ke Rasulullah Saw dan berencana akan mengalahkan harta yang dicintai yaitu tanah perkebunan “Bairuha”.

Mempersilahkan Nabi Muhammad Saw untuk menggunakannya untuk syiar Islam. Tapi Rasulullah Saw bersabda,

“Bakh, bakh itu adalah harta yang menguntungkan dan saya telah mendengar perkataanmu tentang harta itu dan saya sekarang berpendapat sebaiknya engkau bagi-bagikan tanah itu untuk keluarga kalian.”

0 Komentar