Kisah Non-Muslim yang Mendukung Dakwah Rasulullah. Berikut Namanya?

<strong>Kisah Non-Muslim yang Mendukung Dakwah Rasulullah. Berikut Namanya?</strong>
Nabi Muhammad SAW
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID –  Dalam sejarahnya, sejumlah non-muslim memberikan dukungan terhadap dakwah Rasulullah  Di antara yang harus menjadi perhatian pada bulan Desember adalah adanya hari Natal sebagai hari raya umat Kristen. Dalam momentum tersebut, ada baiknya memperhatikan hubungan Nabi Muhammad SAW terhadap non-muslim.

Sebagaimana dikutip dalam web jatim.nu.or.id, diterangkan, dalam rekam sejarah perjalanan dakwah Rasulullah SAW, tidak pernah mempertentangkan antara muslim dan non-muslim dalam interaksi sosial. Selama bisa hidup berdampingan, tidak mengancam mengganggu atau bahkan mengancam keselamatan umat Muslim, Nabi tetap menghormati non-muslim sebagai sesama manusia yang memiliki hak untuk dihargai. Allah SWT dalam Al-Qur’an berfiman:    وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِيٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلۡنَٰهُمۡ عَلَىٰ كَثِيرٖ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلٗاArtinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (QS Al-Isra [17]: 70)   Ayat di atas menegaskan bahwa agama Islam memuliakan semua manusia, tanpa memandang latar belakang agamanya, baik muslim ataupun non-muslim. Dan dalam catatan sejarah Islam, tidak sedikit pula non-muslim yang memiliki kontribusi besar dalam membantu Rasulullah SAW menyukseskan dakwah. Kita bisa mendapati mereka seperti Abu Thalib, Waraqah bin Naufal, Abdullah bin Uraiqith, dan lainnya.   

1. Abu Thalib 

Kisah pembelaan Abu Thalib terhadap Rasulullah sudah tidak asing lagi di telinga semua orang. Sejak Abdul Muthalib (kakek Nabi) wafat, Abu Thalib menggantikannya sebagai pengasuh Nabi Muhammad. Kasih sayang yang diberikan untuk sang keponakan melebihi yang ia berikan kepada anak-anak kandungnya sendiri. Hal ini bahkan berlangsung lama sampai 40 tahun atau hingga akhir hayatnya.   Pembelaannya kepada Nabi begitu besar sampai berani mempertaruhkan nyawanya. Pernah sekali waktu Abu Thalib diteror oleh kaum Qurasiy yang tidak suka dengan dakwah Nabi, bahkan ia sampai diancam akan dibunuh jika tidak mau menghentikan aktivitas dakwah keponakannya. Tak disangka, Abu Thalib tetap dalam pendiriannya. Ia siap menjadi pembela berani mati untuk melindungi Nabi Muhammad dari ancaman para musuh (Safyurrahman al-Mubarakfuri, Raḫîqul Makhtûm, t.t: 85)   Terkait pembelaannya terhadap Nabi, Abu Thalib pernah menggubah syair di antaranya:    وَاللّهِ لَنْ يَصِلُوْا اِلَيْكَ بِجَمْعِهِمْ * حَتَّى أُوَسِّدَ فِي التُّرَابِ دَفِيْنًا فَامْضِ  لاَمْرِكَ مَا عَلَيْكَ غَضَاضَةٌ * أَبْشِرْ وَقِرْ بِذَاكَ مِنْكَ عُيُوْنًاArtinya: Demi Allah, mereka dan komplotannya. Takkan bisa menyentuhmu (Muhamamd) sampai aku terbujur kaku terkubur di tanah. Lanjutkan perjuanganmu, engkau tak melakukan sesuatu yang hina. Berbahagialah dan tenteramkanlah hatimu.   Sampai tutup usia Abu Thalib belum menyatakan masuk Islam, meski ada sejumlah ulama yang berpendapat dia sempat mengucapkan dua kalimat syahadat saat detik-detik kewafatannya.   2. Waraqah bin Naufal 

0 Komentar