EKALONGAN,Radarpekalongan.id – Bila ingin ilmu yang diperoleh selama sekolah atau nyantri di pondok pesantren membawa manfaat dan barokah. Maka sangat penting bagi murid untuk memiliki adab tata krama kepada gurunya. Demikian disampaikan Prof Dr Muhammad Fadhil bin Faiq Al Jaelany dalam Halaqah Qodiriyah dan Haul As Syekh Abdul Qodir Al Jaelani Ke-883 di Aula Pendopo Ponpes Al Maliki Pekalongan, kemarin malam.“Sopan santun anak kepada orang tua, murid terhadap gurunya. Hal itu sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW,” ucapnya.Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Maliki Pekalongan, KH Syaifudin Amirin menambahkan, paska dimulainya pembangunan gedung MTs Al Maliki Cendekia yang berada di kawasan Ponpes Al Maliki Pekalongan pada akhir September 2022 lalu.“Insya Allah, awal Juni 2023 pembangunan gedung MTs Al Maliki Cendekia selesai, dan sudah dibuka penerimaan siswa baru dua kelas, satu kelas laki-laki dan satu kelas perempuan,” tuturnya.Dikatakan, dalam pengelolaan MTs Al Maliki Cendekia, kata dia, didampingi langsung dari MAN Insan Cendekia Pekalongan. Konsepnya sendiri sama, menerapkan sekolah boarding school, dimana para siswa tetap mondok.Untuk proses seleksi tenaga pengajar dan kependidikan sudah dilakukan. Sementara, proses pembangunan gedung sendiri sudah mencapai 40-50 persen, dan awal Juni 2023 diharapkan sudah bisa dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar..Sementara, Kasek MAN Insan Cendekia Pekalongan, Khoirul Anam MPdI menambahkan, hadirnya MTs Al Maliki Cendekia merupakan bentuk terobosan Ponpes Al Maliki, dalam mengembangkan pendidikan formal, sekaligus sebagai cikal bakal pendidikan berkarakter pesantren.“Jadi MTs yang dikembangkan nantinya, tidak meninggalkan kitab-kitab thurats, yang menjadi ciri khas pesantren. Dan, kami beserta seluruh guru dan tenaga kependidikan MAN Insan Cendekia Pekalongan, bekerjasama dan sebagai penjamin mutu,” ucapnya.Kemudian, sebagai bentuk persiapan, satu bulan yang lalu sudah dilaksanakan rekrutmen bagi calon guru dan tenaga kependidikan, dimana pointnya bagaimana mereka tetap memegang teguh moderasi beragama. (dur)