3 Contoh Kurangnya Kepercayaan yang Menyebabkan Hubunganmu Gagal

Kurangnya kepercayaan sebabkan kegagalan hubungan
Kurangnya kepercayaan sebabkan kegagalan hubungan. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Kecemburuan

Kecemburuan dalam dosis kecil bisa sehat dan pertanda bahwa kamu tidak menerima begitu saja. Tetapi jika seseorang terlalu posesif dan tampaknya menunjukkan tanda-tanda kecemburuan patologis, ini adalah tanda bahaya.

Ketidaksetiaan

Jika kamu mencurigai pasanganmu tidak setia, kamu mungkin merasa landasan dari apa yang kamu bangun bersama telah hancur. Kurangnya kepercayaan dalam hubungan mulai muncul. Kamu mungkin tidak mempercayai orang ini lagi. Apakah mereka bahkan seperti yang kamu pikirkan?

Hubungan yang berpusat pada kurangnya kepercayaan, penuh dengan kebohongan, kecemburuan, dan perselingkuhan, kemungkinan besar tidak akan bertahan lama.

Baca Juga:7 Cara Berhenti Sabotase Diri dalam Hubungan, Jaga Harmoni dengan PasanganSelf-Sabotage dalam Hubungan, 7 Tanda Bahwa Kamu Merusak Hubunganmu

Kepercayaan dan Komunikasi yang Buruk

Komunikasi yang buruk adalah alasan umum lainnya mengapa hubungan gagal. Jika kamu berdua hanya berbicara tentang jadwal anak-anak atau daftar tugas untuk akhir pekan, komunikasimu menjadi hanya transaksional. Komunikasi yang sehat harus tentang banyak topik yang berbeda.

Bahkan jika kamu berkomunikasi dengan baik, tidak apa-apa untuk tidak setuju. Konflik tidak dapat dihindari dan ada cara untuk mengelola konflik dengan keterampilan komunikasi yang efektif. Komunikasi harus diisi dengan empati, pengertian, dan mendengarkan secara aktif. Sayangnya, banyak pasangan merasa sulit untuk berkomunikasi dengan cara ini.

Meskipun kedengarannya berlawanan dengan intuisi, ketika pasangan menyombongkan diri bahwa mereka tidak pernah berdebat sama sekali, itu bukanlah hal yang baik. Ini sering mencerminkan fakta bahwa kedua orang itu menghindari konflik. Mereka lebih suka tidak mengacau atau mengemukakan masalah yang sulit.

Sebenarnya lebih baik bagi pasangan untuk mengungkapkan rasa frustrasi mereka dan menemukan cara untuk membicarakannya daripada tidak berdebat sama sekali.

Dalam sebuah studi baru-baru ini, para ilmuwan menganalisis gaya komunikasi menuntut/menarik diri di antara pasangan. Gaya ini menggambarkan apa yang terjadi ketika salah satu pasangan menuntut atau mengomel tentang sesuatu dan orang lain menghindari konfrontasi dan menarik diri.

Studi ini menemukan bahwa ketika mengalami tekanan keuangan yang meningkat, gaya permintaan/penarikan ini juga meningkat. Selain itu, hal itu juga berkorelasi dengan kepuasan pernikahan yang lebih rendah. Namun yang mengejutkan adalah temuan menarik ini: pasangan yang menunjukkan tanda terima kasih dan penghargaan mengatasi masalah komunikasi ini.

0 Komentar