Lebaran Ipin

Lebaran Ipin
Dahlan Iskan, Azrul Ananda (depan kiri), dan Isna Fitriana (dua dari kiri) saat dijamu Bupati Trenggalek M. Nur Arifin (Ipin). disway.id
0 Komentar

Kok tertarik politik?

“Orang tua saya PKB. Tapi saya tidak pernah didukung PKB,” katanya pahit.

Ia ingat, waktu kecil, diajak bapaknya ke kantor NU Surabaya. Sang ayah, saat itu, lagi berjuang menjadi ketua PCNU Surabaya.

Sukses punya pabrik panci, Ipin menjadi anak muda yang menonjol di Trenggalek. Maka ketika Emil Dardak maju sebagai calon bupati Trenggalek, Ipin digandeng sebagai cawabup.

Baca Juga:Libur Lebaran 2023, Kunjungan Wisata Pantai Jodo MembludakLebaran Prabowo

Waktu itu umurnya baru dua bulan genap 25 tahun. “Kalau saja penutupan pendaftaran cagub itu bulan Maret, saya tidak memenuhi syarat. Untungnya bulan Mei. Saya baru berumur 25 tahun di bulan April,” katanya.

Menjelang mendaftar sebagai cawabup itu Ipin ke Surabaya. Menemui ibunya. Minta restu. Sang ibu memberi restu.

Lega.

Setelah itu sang ibu ingat ada surat yang sudah beberapa hari dia taruh di meja. Dia ambil surat itu. Dia serahkan ke Ipin. Dari Universitas Airlangga. Isinya pemberitahuan: Ipin di-DO.

Hari itu Ipin menerima restu ibu dan pemberitahuan dikeluarkan dari Unair. Penyebabnya: lupa membayar SPP sampai batas waktu yang ditentukan. Padahal tinggal skripsi di fakultas ekonomi.

Ipin segera melupakan DO itu. Yang penting jangan bocor di masa kampanye. Akhirnya: pasangan Emil-Ipin terpilih. Meraih 70 persen suara pula.

Emil adalah doktor lulusan Jepang. Putra mantan wakil menteri PU yang asli Trenggalek. Istri Emil juga model dan bintang film dengan 5i.

Di tengah jalan, Emil maju jadi calon wakil gubernur Jatim. Berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa. Terpilih.

Ipin pun dapat panci besar: otomatis jadi bupati.

Baca Juga:Setengah LebaranSafari Tsinghua

Tapi Ipin hampir saja tidak bisa dilantik. Ia dilaporkan hilang. Sehingga ia harus mendapat hukuman jabatan: hilang dalam jabatan.

Ipin memang hilang. Tepatnya menghilang. Padahal ia pejabat bupati. Yakni, sejak Emil maju sebagai calon wakil gubernur dari Partai Demokrat dan koalisinya.

Hari-hari itu Ipin ke London. Mampir Amsterdam dan Paris. Tanpa mendapat izin atasan.

Tapi ia bukan jalan-jalan di sana. Ia mendapat tugas politik. Kalau minta izin, yang memberi izin pun akan kesulitan secara politik.

0 Komentar