Lebaran Lutut

Lebaran Lutut
disway.id
0 Komentar

Setelah istirahat, istri saya mengajak jalan lagi.

“Kuat?” tanya saya.

“Dicoba,” jawabnyi dengan wajah tidak menderita.

Mulailah terlihat jalannyi pincang. Pelan. Kalau saja ini adegan film India saya akan gendong dia.

Akhirnya dia mengeluh: sakit sekali. Sebentar-sebentar kami istirahat. Saya merasa begitu bersalah.

Pulang dari Beijing beliau saya bawa ke dokter. Harus operasi. Tapi istri saya tidak mau operasi lutut. Padahal tidak ada jalan lain.

Baca Juga:26 Ribu Orang Serbu Objek Wisata di BatangImbas One Way Arus Balik, Pantura Batang Padat!

Suatu saat kami (saya dan anak-anak) cari cara. Agar bisa operasi. Sampai saya jelaskan: lutut baru nanti itu buatan Jerman. Yang terbaik di dunia saat itu.

Akhirnya operasi berlangsung. Di Surabaya. Sukses.

Setelah operasi istri saya terlihat sangat menderita. Tiap hari menjerit. Itu memang masa pemulihan. Setelah tiga bulan barulah berkurang. Lalu tidak lagi rasa sakit. Lantas happy. Bisa senam dansa lagi.

Itu… yang kanan.

Belakangan yang kiri mulai sakit. Istri saya merasa trauma untuk menjalani operasi sekali lagi. Dalam penolakannyi itu sering diucapkan kata-kata ini: “Abah kan tidak merasakan sakitnya”.

Saya pun melemah oleh kata-kata itu. Terutama ketika ingat perasaan bersalah waktu di Beijing itu. Toh kini masih ada satu lutut yang made in Germany itu. Yang bisa jadi tumpuan darurat. Tentu kami masih harus menemukan cara agar beliau mau operasi sekali lagi.

“Anda baiknya nggak usah ikut ke Beijing ya?” kata saya sambil menyerahkan paspor untuk disimpan lagi.

“Iya. Saya ke Kaltim saja,” katanyi. Itu berarti pulang kampung. Sambil ke makam ayah-ibunyi di Loa Kulu, dekat ibu kota Kutai Kartanegara.

Lalu ada lagi komentar di Disway: mengapa tidak ajak Robert Lai? Yakni soulmate saya di Singapura itu?

Baca Juga:Lebaran MikLebaran Ipin

Sumpah! Saya sudah hubungi Robert. Kali ini ia pun tidak bisa.

Saya tidak memaksanya. Saya tahu alasannya, pun sebelum diucapkan. Istrinya juga tidak terlalu sehat. Punya masalah di paru-paru.

Di tengah Covid-19 Robert harus menjaga istri lebih dari biasanya. Sakit paru adalah komorbid yang paling berat kalau sampai kena Covid.

0 Komentar