Linda “Juragan Bucket” Jadi Wisudawan Terbaik Universitas Tidar

Linda “Juragan Bucket” Jadi Wisudawan Terbaik Universitas Tidar
TERBAIK - Linda Timorita Hamzah, mahasiswi S1 Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tidar menjadi wisudawan terbaik ke-62 tahun 2022 berfoto bersama kedua orangtuanya. (foto dok untidar/magelang ekspres)
0 Komentar

MAGELANG UTARA – Linda Timorita Hamzah, mahasiswi S1 Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR) menjadi wisudawan terbaik pada Wisuda Pascasarjana, Sarjana, dan Ahli Madya, Universitas Tidar ke-62 Tahun 2022.

Mahasiswi kelahiran Cilacap, 31 Agustus 2000 ini mendapatkan IPK 3,93 dengan waktu kelulusan 3 tahun 9 bulan 29 hari.

Linda sempat terpikir untuk tidak meneruskan kuliah di UNTIDAR dan memilih masuk ke sekolah kedinasan saja. Sebab awalnya, ia ingin langsung kerja setelah lulus kuliah. Namun ternyata Linda tidak lolos seleksi dan akhirnya pilihannya ke Untidar semakin memantapkan hatinya.

Baca Juga:Guru SMAN 2 Juara Pertama Lomba NyanyiAda Musibah Bencana Alam, Harus Berprasangka Baik pada Sang Maha Pencipta

“Setelah mengetahui lolos SNMPTN di UNTIDAR saya masih berharap bisa lolos ke STAN. Namun ternyata tidak lolos seleksi. Sempat mau gapyear dan mengejar ke STAN di tahun berikutnya namun tidak diizinkan orangtua, saya semakin yakin masuk di Pendidikan Biologi UNTIDAR,” jelasnya.

Anak pertama putri dari pasangan Aris dan Yuliati ini mengaku cocok dengan lingkungan UNTIDAR di Kota Magelang.

“Biaya hidupnya murah, lingkungan yang nyaman dan teman-teman yang ramah membuat saya ‘kerasan’. Dosen Prodi Pendidikan Biologi juga alhamdulillah sangat mengayomi terlebih angkatan saya adalah angkatan pertama Pendidikan Biologi,” tambahnya.

Dosen-dosen tidak hanya mendampingi dalam dunia perkuliahan saja namun juga di bidang non-akademik dan organisasi khususnya koordinator Prodi Dr Setiyo Prajoko MPd.

“Selama dibimbing beliau saya bisa menjadi penerima pendanaan PMW universitas tahun 2019-2020, KBMI 2020, KIBM 2020, ikut dalam program mahasiswa pertukaran pelajar permata sakti, menjadi asisten dosen, asisten penelitian dan pengabdian, sekretaris UKM, pemateri workshop, dan sebagainya,” tuturnya.

Mengandalkan Beasiswa Bidikmisi, sejak semester 5, Linda memutuskan untuk “survive” dengan mencari uang tambahan sendiri. Dia sangat sadar kemampuan ekonomi keluarganya terbatas. Apalagi dia memiliki dua adik yang perlu dibiayai sekolah, sehingga membuat Linda makin mantap untuk berwirausaha.

Keputusan ini juga muncul setelah Linda mendapat pendanaan program wirausaha mahasiswa dengan produk Kaos dan Totebag. Walaupun usaha pertamanya ini kurang berjalan dengan baik, Linda berhasil memetik sebuah pelajaran yaitu melihat potensi usaha yang dibutuhkan oleh orang-orang di sekitarnya yaitu mahasiswa.

0 Komentar