Lindungi Ekosistem Mangrove, Kemitraan Indonesia Bangun Dua Unit Breakwater di PIM Kota Pekalongan

Kemitraan Indonesia
GROUNDBREAKING - Wali Kota Pekalongan, A Afzan Arslan Djunaid bersama Direktur Eksekutif Kemitraan Indonesia, Laode M Syarif, perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat melakukan groundbreaking pembangunan breakwater.
0 Komentar

KOTA – Kemitraan Indonesia melalui Program Adaptation Fund bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pekalongan membangun breakwater atau pemecah gelombang dan bangunan penunjang ekowisata di kawasan Pusat Informasi Mangrove (PIM) Kota Pekalongan. Di lokasi tersebut, akan dibangun dua unit breakwater dengan panjang 150 meter, lebar 19 meter dan ketinggian 3 meter.

Pembangunan ditandai dengan groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek infrastruktur oleh Wali Kota Pekalongan, A Afzan Arslan Djunaid, bersama Direktur Eksekutif Kemitraan Indonesia, Laode M Syarif. Hadir juga dalam groundbreaking, perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Wali Kota Pekalongan yang akrab disapa Aaf, mengaku bersyukur Kota Pekalongan mendapatkan fasilitasi proyek pembangunan infrastruktur kerja sama program Adaptation Fund dari Kemitraan Indonesia. Mengingat, Kota Pekalongan merupakan satu dari sekian wilayah pesisir di Indonesia yang merasakan dampak perubahan iklim paling nyata, dan bersifat multisektor.

Baca Juga:Terdakwa Kasus Korupsi Proyek Pelabuhan Batang Dituntut 9,5 tahun PenjaraKomitmen Lapas Pekalongan Penuhi Makanan untuk Narapidana Sesuai SOP

“Kota Pekalongan menjadi wilayah di Jawa Tengah yang mengalami perubahan iklim paling parah. Saya tekankan kepada anak-anak muda terutama pegiat lingkungan, relawan dan masyarakat bahwa pihak dari luar wilayah Kota Pekalongan (Kemitraan) saja peduli dengan Kota Pekalongan, sebelumnya dari Kemitraan sudah membawa delegasi 20 negara untuk melihat langsung kondisi Kota Pekalongan akibat dampak perubahan iklim ini,” ucapnya.

Aaf menegaskan, dari pihak luar Kota Pekalongan saja memiliki rasa kepedulian tinggi untuk memikirkan penanganan masalah dan ikut andil memfasilitasi program pembangunan di Kota Pekalongan. Oleh karena itu, masyarakat Kota Pekalongan sendiri juga harus aware dan peduli terhadap apa yang terjadi di wilayahnya.

“Sebab, penanganan dampak perubahan iklim ini tidak hanya bergantung pada peran pemerintah saja, tetapi keterlibatan peran masyarakat ini juga sangat penting untuk bersama-sama mencegah dan mengurangi dampak perubahan iklim di Kota Pekalongan secara signifikan,”bebernya.

Sementara Direktur Eksekutif Kemitraan Indonesia, Laode M. Syarif menjelaskan, dipilihnya pembangunan berupa breakwater sebagai melindungimangrove. Sehingga, dengan adanya breakwater ini diharapkan sebagai upaya penahan sedimen.

0 Komentar