Mahasiswa Kampus Mengajar Turut Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi

Mahasiswa Kampus Mengajar Turut Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi
Pelaksanaan program Kampus Mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kemayoran 13 Pagi, Jakarta Pusat. (Foto Humas Kemdikbud)
0 Komentar

Jakarta – Pelaksanaan program Kampus Mengajar angkatan 4 yang sudah selesai masa penugasannya, banyak meninggalkan cerita baik di berbagai sekolah sasaran. Termasuk di antaranya adalah mahasiswa yang bertugas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kemayoran 13 Pagi, Jakarta Pusat.

Penugasan di SDN Kemayoran 13 Pagi yang juga sekolah inklusi, menjadi wujud nyata keterlibatan mahasiswa Kampus Mengajar dalam kegiatan belajar mengajar, utamanya kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Terdapat sekitar 10 siswa ABK di sekolah tersebut, yang ikut dalam proses pembelajaran sehari-hari.

“Di sekolah kami, sejak awal memang tidak ada kelas khusus atau bimbingan khusus untuk para peserta didik ABK. Namun, kami selalu menitipkan pesan kepada setiap guru di kelas agar bisa memahami kebutuhan khusus mereka sambil memberikan perhatian khusus agar peserta didik tersebut bisa terus mengikuti pembelajaran,” ujar Vera Meyliana, Wakil Kepala Sekolah SDN Kemayoran 13 Pagi, yang juga merupakan guru pamong bagi mahasiswa peserta Kampus Mengajar dilansir dari lama kemdikbud.

Baca Juga:Siswa SD dan MI Kampanyekan Gemar Makan IkanSekitar 200 Orang Terinfeksi HIV/AIDS

Vera menuturkan, rata-rata peserta didik yang merupakan ABK mengalami keterlambatan belajar dengan kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang rendah. Keterbatasan tenaga pendidik dan belum adanya pemahaman mengenai teknis pengajaran khusus yang bisa membantu pembelajaran murid ABK, juga menjadi kendala yang dialami sekolah.

Kehadiran mahasiswa Kampus Mengajar angkatan keempat yang mulai bertugas sejak Agustus lalu menjadi angin segar bagi pelaksanaan pembelajaran di sekolah tersebut, terutama pada aspek pendampingan khusus bagi murid yang berkebutuhan khusus.

Melalui konsultasi dengan guru dan orang tua murid, para mahasiswa kemudian mengadakan program kelas tambahan yang dikhususkan bagi para peserta didik yang berkebutuhan khusus.

“Para mahasiswa meminta izin untuk melaksanakan kelas tambahan demi memberikan pendampingan khusus bagi murid ABK. Kami kemudian memberikan izin kepada mereka untuk mengadakan kelas tambahan ketika jam sekolah sudah selesai,” cerita Vera.

Tidak hanya memberikan kelas khusus, mahasiswa Kampus Mengajar juga berinisiatif membuat media pembelajaran kreatif untuk mendukung proses pembelajaran. Dengan metode yang lebih segar dan kreatif, kehadiran mahasiswa di sekolah disambut dengan penuh sukacita baik oleh para murid, guru, hingga orang tua murid. Sambutan yang hangat ini juga diamini oleh Tegar Ananda Pradana, ketua kelompok mahasiswa program Kampus Mengajar yang bertugas di SDN Kemayoran 13 Pagi.

0 Komentar