Masyarakat Dataran Tinggi Diminta Ikut Jaga Kelestarian Hutan Untuk Cegah Bencana Alam

Masyarakat Dataran Tinggi Diminta Ikut Jaga Kelestarian Hutan Untuk Cegah Bencana Alam
Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur saat memberikan sosialisasi kepada warga untuk ikut menjaga kelestarian hutan di Desa Gumelem, Petungkriyono. (Triyono)
0 Komentar

KAJEN, Radarpekalongan.id – Masyarakat tinggal di wilayah pegunungan diminta Ikut serta dalam menjaga kelestarian hutan. Hal itu dilakukan guna mencegah terjadinya bencana alam.

Demikian disampaikan Administratur Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur Untoro Tri Kurniawan usai pertemuan bersama LMDH Wana Lestari dan Masyarakat Desa Gumelem , Kecamatan Petungkriyono.

Adapun pertemuan dilakukan untuk memberikan sosialisasi akan pemanfaatan lahan sesuai aturan, sehingga kelestarian alam paska tebang tetap terjaga. Dalam kesempatan itu dihadiri sejumlah warga Desa Gumelem, Petungkriyono, LMDH.

Baca Juga:Jembatan Gantung Desa Galangpengampon Bakal Segera DiperbaikiBupati Fadia Letakkan Batu Pertama Pembangunan Masjid Akhtarunnisa Arafiq Desa Langkap

Sejumlab warga tengah menghadiri pertemuan dengan Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur.

Dikatakan, pertemuan sosialisasi diadakan berawal timbulnya keprihatinan dari Perhutani karena hutan yang diatas wilayah Petungkriyono itu sudah mulai gundul. Padahal lahan gundul tersebut salah satu pemicu timbulnya bencana alam.

“Sekarang ini banyak masyarakat mengolah lahan bekas tebangan di kawasan hutan namun tidak memperhatikan aturan. Bahkan beredar isu Perhutani menyewakan lahan, padahal kita tidak pernah menyewakan, “terangnya.

Untuk itu Adm Perum Perhutani mengimbau kepada masyarakat yang memanfaatkan lahan untuk kembali dijadikan hutan. Boleh ditanami asal tanamannya di bawah tanaman tegak seperti tamanan kopi, alpukat dan tanaman tegak lainnya.

Diakui dalam pertemuan bersama masyarakat Desa Gumelem setuju untuk ikut menjaga kelestarian kawasan hutan. Karena kalau sampai hutan itu rusak yang berada di wilayah basah seperti Kecamatan Doro dan lainnya akan terdampak bencana alam banjir.

“Sebab warga Desa Gumelem juga sudah mulai merasakan dampaknya seperti kesulitan mendapatkan air. Karena masyarakat wilayah Petungkriyono terutama diatasnya yang menggarap lahan hutan untuk pertanian tanpa izin. Sebab tindakan tersebut cenderung merusak lingkungan, seperti pupuk berlebihan, pola konservasi rendah, tanaman semusim, ” jelasnya.

Dengan perbuatan tersebut maka bisa berdampak erosi yang besar, lahan jadi gundul, banjir di ketinggian dan pencemaran air.

Baca Juga:Masyarakat Diminta Jaga Sertifikat Tanah, Jangan Langsung ‘Sekolah’Pemilu 2024, Kader PDI Perjuangan Dibekali Strategi Komandante Stelsel

Sementara kesepakatan Pertemuan antara Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur, LMDH Wana Lestari dan Masyarakat Desa Gumelem, Kecamatan Petungkriyono :

0 Komentar