Khotbah Idul Fitri 1444 H : Menahan Diri dan Mengendalikan Hawa Nafsu

Menahan diri
Menahan diri dari apa yang berlebihan dan yang haram (Saiful Ibad, Radar Pekalongan)
0 Komentar

Allahu akbar Allahu akbar, walillahil hamdu.

Hari raya idul Fitri yang kita rayakan hari ini adalah buah dari kesabaran untuk riyadhoh berpuasa menahan diri dari yang menyenangkan selama 30 hari lamanya.

Bersabar dan menahan diri untuk tidak makan dan minum setiap harinya. Meninggalkan yang haram di bulan Ramadan.

Sejatinya makan dan minum sesuatu yang dihalalkan dan diperbolehkan dalam agama. Tapi karena bulan ramadan kita sedang dilatih dan dididik untuk menahan diri dari apa yang diperbolehkan.

khotbah Idul Fitri: Menahan diri dari Allah swt

Baca Juga:Pawai Enting-enting Landungsari yang Memukau Peringati Hari Kemenangan 1444 HijirahFakta Menarik Lebaran Idul fitri 2023 NU dan Muhammadiyah Berbeda, Apa Alasannya?

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Sangat disayangkan kalau kemudian setelah selesai puasa Ramadan justru malah balik lagi seperti biasa. Kita seperti orang yang dendam makan dan minum sepuasnya setelah berpuasa sebulan penuh.

Khotbah Menahan Diri dari hawa nafsu.

Seperti dibukanya kembali tali kekangan yang selama ini sudah ada selama bulan ramadan. Bebas memakan dan minuman sampai berlebihan. Lebih tidak pas lagi hari raya idul Fitri ini untuk kembali melampiaskan hawa nafsu.

Berfoya-foya di bulan Syawal. Sejatinya nafsu memang tidak bisa dihilangkan dari diri manusia. Akan tetapi bisa dikekang semaksimal mungkin agar bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri.

Manusia dikatakan berhasil manakala mampu mengendalikan diri dari hawa nafsu. Untuk bisa menahan diri kita memerlukan panduan dan teladan yang bisa mengajarkan bagaimana mengendalikan hawa nafsu.

Maka agar hidup kita lebih berkah lebih bisa menahan diri dari hawa nafsu dunia ini, diperlukan sosok guru. Sosok guru ini akan membimbing kita agar tidak melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Untuk bisa menghilangkan sifat-sifat tercela. Untuk bisa mengisi apa yang ada dalam diri dengan sifat-sifat terpuji dan terus berbuat baik. Sebab Allah SWT akan menjanjikan sesuatu yang besar bagi hamba yang taat kepada sunnatulllah. Yaitu sesuai dengan Qur’an surat Al-Fajri ayat 27-30.

يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ

ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً

فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى

وَٱدْخُلِى جَنَّتِى

Hai orang-orang yang berjiwa tenang

0 Komentar