Menghormati Kepada Guru Salah Satu Prasarat Keberkahan Ilmu

Menghormati Kepada Guru Salah Satu Prasarat Keberkahan Ilmu
Santri mencium tangan gurunya untuk ngalap barokah. (Radarpekalongan.id/nu.online)
0 Komentar

RADAR PEKALONGAN.ID – Kalau mencermati fenomena akhir-akhir ini, ada beberapa siswa yang tidak menghormati seorang guru. Salah satunya yaitu fenomena murid yang menentang gurunya saat ia sedang ditegur karena membuat gaduh pembelajaran dikelas, bahkan ada yang dengan beraninya mengajak duel gurunya.

Tidak hanya saat pembelajaran tatap muka saja, saat pembelajaran jarak jauhpun sering kali ditemukan siswa yang tidak menghormati gurunya. Diantaranya, pada saat guru sedang menerangkan materi via zoom, ada saja siswa yang tidak memperhatikan gurunya, ada yang ditinggal tidur, ada yang ditinggal main game dan lain sebagainya. seakan-akan penjelasan guru tersebut tidak penting baginya.

Sungguh perbuatan ini, tidak pantas untuk dicontoh, terlebih bagi seorang yang sedang menuntut ilmu. bagaimana seorang penuntut ilmu bisa mendapatkan keberkahan sebuah ilmu, kalau gurunya saja tidak pernah dihormati sama sekali.

Lantas, Apa sih itu ‘keberkahan’ ?

Baca Juga:Manfaat Orang yang Lelah setelah Bekerja, Ini Dia PenjelasannyaKunjungi Promo Event Mandiri Tunas Finance Auto Show 2023 di Transmart Pekalongan

Namun tengoklah kehidupan di pondok pesantren, sore itu, tepatnya setelah shalat asar, tampak puluhan santri berjalan menuju ke rumah kiai untuk ngaji sorogan (ngaji dengan cara setor bacaan kitab).

Begitu mereka memasuki ruangan yang biasa digunakan untuk mengaji, mereka saling bergantian berjalan jongkok menghadap kiai lalu salaman dengan membolak-balikan tangannya untuk dicium sebagai penghormatan.

Salaman dengan mencium tangan kiai bukanlah pengultusan, akan tetapi perwujudan dari sebuah penghormatan (ta’dzim). Mengapa itu dilakukan?, karena di antara prasyarat berkah dan manfaatnya ilmu yang didapat dari seorang kiai/guru adalah ikhlasnya seorang kiai / guru dalam mengajarkan ilmunya dan ta’dzimnya seorang santri/murid kepada kiai/guru yang mengajarkan ilmunya.

Ta’dzim atau menghormat kiai/guru yang mengajarkan ilmunya adalah sikap dan tindakan yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

Hadits nabi:

تَعَلَّمُوْا وَعَلِّمُوْا وَتَوَاضَعُوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ

Artinya:Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu. (HR Tabrani)

Kata berkah (barokah) sendiri, menurut imam ghozali yaitu زِيَادَةُ الْخَيْرِ (bertambahnya nilai kebaikan). Ilmu yang berkah ialah ilmu yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain dan memberikan nilai kebaikan didalamnya.

Keberkahan sebuah ilmu harus dimulai dengan niat yang benar, yaitu mencari ridhonya Allah SWT, tidak dibenarkan seorang penuntut ilmu mencari ilmu atas dasar niat untuk mencari harta duniawi.

0 Komentar