Menghormati Kepada Guru Salah Satu Prasarat Keberkahan Ilmu

Menghormati Kepada Guru Salah Satu Prasarat Keberkahan Ilmu
Santri mencium tangan gurunya untuk ngalap barokah. (Radarpekalongan.id/nu.online)
0 Komentar

Dalam kitab “Ta’limul Muta’allim” karya imam az-zurnuji dijelaskan bahwasanya seorang penutut ilmu harus berniat (mencari ilmu) mencari ridho Allah SWT, mencari kehidupan Akhirat, menghilangkan kebodohan, baik kebodohan dirinya sendiri maupun kebodohan orang-orang bodoh lainnya, menghidupkan agama dan mempertahankan islam, karena islam itu bertahan dengan ilmu.

Selain niat, supaya mendapat keberkahan ilmu, maka seorang penutut ilmu harus menghromati gurunya. Hormat kepada guru merupakan kunci dalam meraih keberkahan sebuah ilmu. Imam Az-zurnuji juga menjelaskan perihal pentingnya menghromati seorang guru, berikut lafadznya :

اعلم بأن طالب العلم لا ينال العلم ولا ينتفع به إلا بتعظيم العلم وأهله وتعظيم الأستاذ وتوقيره.

Artinya : Ketahuilah ! seorang penuntut ilmu tidaklah mendapatkan ilmu dan tidak dapat memetik manfaat dari ilmu yang ia dapatkan, kecuali dengan mengagungkan ilmu dan ahlinya, mengagungkan dan menghormati seorang guru.

Baca Juga:Manfaat Orang yang Lelah setelah Bekerja, Ini Dia PenjelasannyaKunjungi Promo Event Mandiri Tunas Finance Auto Show 2023 di Transmart Pekalongan

Dalam menghromati seorang guru, Sahabat Ali bin Abi Thalib yang mendapatkan julukan “babul ilmi” bahkan pernah berkata demikian :

أنا عبد من علمني حرفا واحدا، إن شاء باع وإن شاء أعتق وإن شاء استرق

Artinya : Aku adalah hamba dari orang yang mengajariku, meskipun satu huruf saja. Jika ia berkehendak, ia bisa menjual(ku). Jika berkehendak, ia bisa memerdekakan(ku). Jika ia berkehendak, ia bisa memperbudak(ku).

Ada cerita yang sangat masyhur mengenai penghormatan kepada guru, yaitu kisah Harun Ar-Rasyid. Dikisahkan Khalifah Harun Ar-Rasyid mengutus anaknya ke imam Al-Ashma’i untuk belajar ilmu dan adab. Suatu hari, Khalifah Harun Ar-Rasyid melihat Imam Al-Ashma’i berwudhu dan membasuh kakinya, sementara anak khalifah menuangkan air ke kakinya. Khalifah lantas menegur Imam Al-Ashma’i terkait hal itu, lalu ia berkata : “Aku mengutus anakku kepadamu kepadamu, semata-mata agar kau mengajarinya ilmu dan adab. Lalu kenapa kau tidak menyuruhnya menuangkan air dengan salah satu tangannya, dan membasuh kakimu dengan tangannya yang lain?”. Dari cerita tersebut, kita dapat menyimpulkan, betapa terhormatnya seorang guru.

Lantas, bagaimana sih cara menghormati seorang guru, supaya mendapatkan keberkahan sebuah ilmu ?

Imam Az-zurnuji menyebutkan beberapa contoh dalam menghormati seorang guru :

ومن توقير المعلم أن لا يمشي أمامه ولا يجلس مكانه ولا يبتدئ الكلام عنده إلا بإذنه، ولا يكثر الكلام عنده ولا يسأل شيئا عند ملالته ويراعي الوقت ولا يدق الباب بل يصبر حتى يخرج.

Artinya : termasuk diantara bentuk menghormati seorang guru ialah tidak berjalan didepannya, tidak menempati tempat duduknya, tidak memulai pembicaraan sebelum mendapatkan izinnya, tidak banyak berbicara, tidak bertanya apapun ketika ia merasa jemu, menjaga waktunya, dan tidak mengetuk pintunya, tapi bersabar menunggu sampai ia keluar.

0 Komentar