Menjaga Kewarasan Hati: Jangan Berharap Berlebihan, Jangan Merasa Diri Penting!

Menjaga kewarasan hati
Jangan berharap berlebihan, jangan merasa diri penting, kalau tak ingin jatuh dalam keterpurukan. (Foto: https://asset-a.grid.id/)
0 Komentar

Tetapi sebuah harapan juga bisa menyakitkanmu jika itu ditujukan pada orang lain, apalagi dalam kadar yang lebay, over. Jangan pernah menggantungkan harapanmu dengan lebay kepada orang lain. Karena kita tidak mampu mengontrol hati orang lain. Semakin besar kita berharap pada orang lain, semakin besar pula peluang rasa sakitnya.

Menjaga Kewarasan Hati: Kau Tak Sepenting yang Dibayangkan

“Kenapa dia jahat banget ke aku, padahal selama ini aku sudah sangat baik ke dia”. Kondisi batin ini amat menyakitkan karena ada unsur harapan pada imbuhan “padahal selama ini aku sudah sangat baik ke dia”. Atau sebuah ungkapan sejenis; “Dulu saja susahnya sama aku, eh sekarang nikahnya sama orang lain.” Ini adalah tragedi ambyar yang berpangkal pada kenyataan yang ternyata bekerja tak melulu sesuai harapan.

Suatu waktu, kita pasti pernah merasakan pengalaman menggebu-gebu berharap pada seseorang. Mungkin Anda tengah berharap dibantu dari masalah, atau Anda sedang menunggu proposal di-ACC. Bisa juga Anda berharap seseorang membalas pernyataan cintamu. Saat itulah seseorang memberikan nasihat kepada kita, entah dengan gaya serius ataupun cengengesan; “Jangan terlalu berharap pada manusia, nanti jatuhnya sakit dan kecewa”.

Baca Juga:Wah, Asyiknya Nobar Piala Dunia di DPC PPP Kendal, Pulang Bisa Bawa HadiahPotensi Pergerakan Nasional Saat Nataru 16,35 %, Jasa Marga Siaga Sambut Pemudik

Dalam suasana batin yang penuh harap, nasihat tersebut bisa dituding melemahkan semangat, menggembosi mental berjuang. Padahal, bisa jadi nasihat tersebut berfungsi sebagai reminder, agar kita lebih berhati-hati dan siap mental, jangan berharap dengan lebay, tidak perlu overdosis harapan, karena begitu kenyataan akhirnya tak sejalan dengan harapan, runtuhlah kita. Expectation will kill you. Betapa tidak sedikit orang-orang yang terpuruk karena hasil akhir tak sesuai dengan harapan.

Di lain episode, kita juga menerima nasihat sejenisnya: “Jangan menganggap diri penting!”. Karena kita bisa jatuh dalam kekecewaan berat begitu dihadapkan pada kenyataan; ternyata dia menganggapku biasa saja, tidak sepenting yang kubayangkan. Alat pengujinya adalah musibah, saat kamu mengalami musibah, jatuh dan terpuruk, saat itulah tabir akan terbuka.

Menjaga Kewarasan Hati: Bahagia!

Masih banyak cerita-cerita sejenis untuk menggambarkan betapa harapan berlebih kepada orang lain, dan sikap merasa diri penting itu seringkali berakhir menyesakkan. Maka untuk menjaga kewarasan hati, salah satu rumusnya adalah; jangan berharap berlebihan pada orang lain, dan jangan merasa diri penting.

0 Komentar