Miliki Karakteristik Pasukan dan Santri, Ansor Jateng Ingatkan Satu Komando

Miliki Karakteristik Pasukan dan Santri, Ansor Jateng Ingatkan Satu Komando
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah H Sholahudin Aly saat memberikan pengarahan pada Apel pelepasan longmarch pembaretan 3000 lebih Banser Satkorcab Kabupaten Tegal di Gedung PCNU Kabupaten Tegal.
0 Komentar

TEGAL,Radarpekalongan.id – Di dalam diri Barisan Ansor Serbaguna (Banser) terdapat dua karakteristik sekaligus menjadi satu, yakni karakteristik pasukan dan santri. Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah H Sholahudin Aly saat memberikan pengarahan pada Apel pelepasan longmarch pembaretan 3000 lebih Banser Satkorcab Kabupaten Tegal di Gedung PCNU Kabupaten Tegal.“Karakteristik pertama yang dimiliki Banser adalah karakteristik pasukan. Banser dibentuk, Banser dibuat, Banser dididik digembleng untuk menjadi pasukan. Pasukannya Ansor dan pasukannya NU,” ucapnya.Disampaikan, sebagai pasukan Banser harus tahu yang namanya garis komando. Tidak boleh, ada orang asa pakai jaket Banser kasih komando. “Karena jaket itu hanya aksesoris. Bisa beli di manapun, tidak perlu Diklatsar. Pasukan harus tahu garis komandonya ada di mana, tidak boleh jalan sendiri sendiri,” tegasnya. Menurutnya, sebagai pasukan berarti kita harus siap di dalam barisan, harus tahu yang namanya instruksi dan komando harus dilaksanakan.Kedua lanjutnya, karakteristik yang melekat dalam Banser yakni karakteristik santri. Kita ikut Ansor, kita ikut Banser sama-sama dalam rangka untuk menjadi santrinya Hadratus Syekh Mbah KH Hasyim Asyari. Khidmah di dalam NU, khidmah melalui Ansor, khidmah melalui Banser.“Sebagai santri, maka Banser harus punya sikap yang rendah hati dan tawadhu. Tidak boleh gumedhe, tidak boleh arogan. Kita sebagai santri harus selalu rendah hati, tetapi jangan ditanya kalau ada yang mengganggu,” ungkapnya.Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Tegal Nurfanani mengingatkan kepada seluruh kader Ansor Banser bahwa menjelang tahun 2024 memasuki tahun politik. Tahun di mana kita akan diuji kesolidannya dan ketaatannya terhadap pimpinan. “Oleh karena saya sampaikan, konsekuensi menggunakan seragam Ansor Banser harus siap dipimpin, harus taat terhadap pimpinan. Kalau tidak siap silahkan keluar barisan,” tegasnya.Barisan kita sambungnya, harus lebih rapi dan solid. Kita jangan lagi mau diadu domba dan mudah dicerai berai. Ansor Banser bukanlah gerombolan orang, tapi Ansor Banser adalah organisasi (jamiyah). “Artinya, siapa saja tidak boleh memberikan komando, selain pengurus yang diberi wewenang dan disumpah oleh organisasi. Kita ini orang-orang yang terorganisasi. Selalu bergerak dalam satu barisan, tetap dalam satu komando,” tandasnya.Kepala Satkorcab Banser Kabupaten Tegal M Mashadi Zaeni menjelaskan, kegiatan pembaretan Banser Tahun 2022 diikuti oleh 3221 anggota Banser Kabupaten Tegal.“Ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan Diklatsar Banser, sehingga anggota Banser yang sudah dinyatakan lulus dalam Diklatsar diharuskan mengikuti kegiatan pembaretan,” pungkasnya. (dur/nu.online)

0 Komentar