Nunut Besar

Nunut Besar
Dahlan Iskan latihan menembak di Batalyon Infanteri 500 Raiders/Sikatan Kodam V Brawijaya.
0 Komentar

Setelah reformasi, urgensi Babinsa dipersoalkan. Dianggap bisa mengganggu demokrasi. Pun Koramil dan Kodim. Banyak yang minta agar dilikuidasi.

Suara seperti itu tidak terdengar lagi 10 tahun terakhir. Bahkan nama TNI kian harum: sebagai lembaga yang bisa dipercaya dalam membela masyarakat.

“Saya yakin banyak Babinsa atau Danramil yang berprestasi. Prestasi itu harus ditampilkan di publikasi Kodam,” ujar Farid. “Apalagi sekarang ini lagi digalakkan program baru: Babinsa masuk dapur,” katanya.

Baca Juga:Turun GunungJumlah Bantuan Bagi Pemegang Kartu Jateng Sejahtera Dinaikan, Besarannya Kini Mencapai Rp4,4 Juta

Babinsa masuk dapur adalah simbolis: agar Babinsa memonitor kondisi bahan makanan rakyat miskin. Yang sampai banyak terjadi kasus kekurangan gizi pada anak.

Tentu kebijakan lebih menonjolkan pejuang di lapangan seperti itu seperti berlawanan dengan kecenderungan belakangan ini: pamer wajah kepala daerah di segala sudut. Lewat spanduk, poster, baliho, backdrop, bahkan sampai pun ke kop surat.

Mereka seperti tidak bisa besar kalau tidak dari jabatan.(Dahlan Iskan)

0 Komentar