Nurhuda Ajak Refleksi Satu Abad NU Atas Pengabdian NU kepada Bangsa dan Negara

Nurhuda Ajak Refleksi Satu Abad NU Atas Pengabdian NU kepada Bangsa dan Negara
Nurhuda menghadiri peringatan Satu Abad NU di Pemalang. (Radarpekalongan.id/abdurrohman)
0 Komentar

RADAR PEKALONGAN.ID – Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), MF Nurhuda Yusro berpendapat bahwa momen 1 Abad NU merupakan kondisi yang tepat untuk refleksi atas pengabdian dan peran yang dilakukan NU selama 100 tahun kepada bangsa dan negara RI.

“Pada peringatan hari lahirnya NU ini, saya ingin mengajak semua warga untuk bersyukur dan berefleksi,” tutur Nurhuda di sela-sela kegiatannya di Pemalang (7/2/2023).

Pada momentum 1 Abad ini, sambung Huda, PKB menyelenggarakan peringatan Satu Abad NU secara serentak di seluruh Indonesia. Peringatan Satu Abad NU (1344 – 1444 H) tepatnya jatuh pada tanggal 7 Februari 2023.

Baca Juga:DPC PKB Kota Pekalongan Dukung Gus Yusuf Maju Calon Gubernur pada Pemilu 2024Pekerja Migran Pekalongan Selamat dari Gempa Bumi Turki-Suriah

Menurut Nurhuda, PKB adalah gerakan politik yang lahir sebagai kelanjutan dari perjuangan NU. Sejak kelahirannya NU bergerak di segala bidang yaitu bidang keagamaan, pendidikan, sosial, kemasyarakatan termasuk gerakan politik.

Anggota DPR RI Fraksi PKB, MF Nurhuda Yusro(Radarpekalongan.id/abdurrohman)

Sejak jaman pra kemerdekaan kiprah NU dalam pergerakan politik sudah terlihat nyata. Para pendiri NU mendukung aksi-aksi melawan penjajah, menggelorakan semangat rakyat melalui Revolusi Jihad dan membidani kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kiprah NU tidak berhenti sampai disitu. Pasca kemerdekaan NU terlibat dalam Pemilu 1955 dan meraup suara terbanyak, terlibat dalam parlemen di era Orde Lama dan masa awal Orde Baru.

Era Reformasi, NU membentuk partai bernama PKNU. Selanjutnya pendiri PKNU bersama Gus Dur membentuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Nurhuda mengatakan, “Oleh karena itu NU tidak bisa dipisahkan dari PKB. Berbicara PKB tanpa menyertakan NU juga menyalahi sejarah.”

Namun demikian, dalam perjalanannya banyak orang yang mencoba memisahkan NU dengan PKB, bahkan memisahkan NU dengan politik.

Baca Juga:Wawalkot Solahudin Promosikan Sarung Batik Pekalongan Dihadapan Tamu BKPMKegiatan Peringatan 1 Abad NU Dongkrak Tumbuhnya Ekonomi Masyarakat Pekalongan

“Mereka bilang bahwa khittah NU melarang orang NU berpolitik. Mereka memandang khittah dan politik itu dua hal yang berbeda. Padahal secara historis, founding fathers NU memaknai keduanya secara selaras dan padu. Ibarat jiwa dan raga, khittah dan politik itu bisa dipilah tetapi tidak bisa dipisahkan,” tegasnya.

Oleh karena itu, Nurhuda menekankan pentingnya melakukan refleksi agar warga NU tidak kehilangan jati diri dan melupakan sejarah.

0 Komentar