RADARPEKALONGAN.ID – Overthinking merupakan hal yang seringkali menjadi permasalahan dari berbagai kalangan. Seakan-akan overthinking menjadi hal yang lumrah, banyak orang yang merasa overthinking adalah alasan mengapa seseorang menjadi stres hingga depresi.
Overthinking adalah suatu kondisi dimana seseorang terlalu banyak berpikir akan kemungkinan-kemungkinan yang sudah ataupun belum terjadi.
Dilansir dari kompas, seorang psikolog yang bernama Wiradtul Anisa mengatakan bahwa overthinking merupakan kondisi ketika seseorang menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan suatu hal dengan cara yang merugikan.
Baca Juga:Mengenal Lebih Dalam Katarsis, Pelepasan Emosi yang Baik untuk Kesehatan Mental serta 4 Cara Implementasinya.Apa Itu Capsule Wardrobe dan 3 Langkah Menerapkannya, Yuk jadi Pribadi yang Minimalis!
Kebiasaan berlebih dalam memikirkan sesuatu dikategorikan menjadi dua macam. Adapun yang pertama overthinking dapat berupa merenungkan kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan pada masa lalu, contoh ketika seseorang dengan sengaja memunculkan pikiran “kalau saja saat itu saya tidak melakukan hal tersebut”.
Sedangkan yang kedua yakni ketika mengkhawatirkan sesuatu hal yang belum tentu terjadi di masa depan.
Overthinker adalah panggilan atau sebutan bagi mereka yang sering overthinking. Overthinker seringkali memikirkan sesuatu yang bukan kapasitas dirinya untuk dapat mengendalikan hal tersebut. Akibatnya seringnya timbul penyesalan terhadap masa lalu, hingga perasaan ketakutan dan kegelisahan dalam menghadapi masa depan.
Ketika membicarakan overthinking akan muncul sebuah persepsi bahwa overthinking sama halnya dengan pemikir.
Padahal sudah jelas kedua hal tersebut sangatlah berbeda, kebiasaan berlebih dalam memikirkan sesuatu cenderung untuk mendramatisasi kejadian yang sudah terjadi dan malah menerka-nerka atau meramalkan akan suatu hal yang buruk terhadap sesuatu yang belum terjadi.
Terdapat sebuah penelitian yang menemukan bahwa prevalensi terjadinya kondisi overthinking pada orang dewasa pada rentang usia 25-35 tahun yakni cenderung tinggi yakni sebesar 73 persen. Selain itu perempuan di nominasikan gender yang paling sering merasa overthinking.
Seringkali orang yang kebiasaan berlebih dalam memikirkan sesuatu tidak merasakan dan mengenali bahwa dirinya sedang overthinking. Adapun berbagai ciri atau tanda-tanda dari sikap kebiasaan ini adalah :
Baca Juga:4 Tanda Pasangan Selingkuh, Wajib Baca supaya Tak Dibohongi5 Manfaat Pijat Refleksi yang Menakjubkan bagi Kesehatan Mental dan Tubuh
1. Ketika menghadapi suatu masalah, kerapkali overthinker tidak fokus mencari solusi
Suatu masalah yang sedang dihadapi hanya akan selesai jika kita menghadapinya. Dengan mencari solusi agar masalah dapat teratasi dengan baik. Sayangnya seseorang yang terlalu kelebihan dalam memikirkan sesuatu seringkali untuk kesulitan dalam mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut.