Peluang Usaha Dari Minuman Herbal Kesehatan

Peluang Usaha Dari Minuman Herbal Kesehatan
Wati tunjukkan produk minuman kesehatan yang dijajakan di Pameran UMKM./(Dwi Fusti Hp)
0 Komentar

Radarpekalongan.id – Kepopuleran jamu meningkat sejak pandemi Covid-19 melanda. Jamu banyak diincar karena dipercaya bisa memelihara kesehatan tubuh. Namun, bagaimana peluang usaha dari minuman kesehatan dikala pasca pandemi ini.

Salah satu UMKM asal Tirto, Pekalongan yang sempat berjaya dan menggeluti minuman jamu tradisional adalah Sriwati atau akrab di panggil Bunda Wati.

UMKM ini menarik konsumen dengan menggeluti usaha jamu tradisionalnya yang dibungkus apik mengikuti perkembangan zaman secara instan, mudah dikonsumsi dan praktis.

Baca Juga:Museum Batik Pekalongan, Launching Pameran Temporer Gandeng PengrajinMural Festival, Ikut Ramaikan Pekan Kreatif Nusantara

“Produk awal kita ada Jahe yang dilabeli Jahe Instan Novi, namun seiring berjalannya waktu  sekarang sudah bermacam-macam produk nya,” kata Wati.

Diantaranya ragam produk olahan jamu tradisional yang kini dikenal dengan brand Ny.Wati ini meliputi Jahe Merah Instan, Jahe Brengkele atau Sari dari Jahe Merah, Kunir Instan, Kunir Putih, Sari Temulawak, Kencur, Kamu Susut Perut, Rapet Wangi, Jamu Kencing Manis, Lulur Wangi dan yang terbaru ada Kamu Uwuh.

“Terbaru tiga bulan terakhir ada Jamu Uwuh atau dalam arti bahasan Jawa Sampah. Tetapi sampah disini kaya manfaat yang terdiri Alang-alang, kapulaga, jahe, serai dan lainya dicampur jadi satu dan bisa langsung diseduh.  Dan Alhamdulillah lakunya pesat sekali ini,” katanya.

Untuk proses pembuatan pun terbilang masih tradisional, tidak butuh waktu lama untuk proses produksi. Dan yang paling penting untuk bahan baku menurut Wati mudah di dapat.

Sedangkan, untuk kisaran harga produk jamu Ny.Wati ini dipatok mulai dari Rp10 ribu hingga ratusan ribu.

Seiring berjalannya waktu, dituturkan Wati usaha jamu instannya kini diakui mengalami penurunan dibandingkan waktu pandemi.

“Kalau dulu sehari rata-rata 20 kg, namun setelah jatuh saat ini rata-rata hanya bisa 5 kg per produksi. Jadi memang saat ini terjadi kemerosotan produksi tidak seperti pandemi,” lanjutnya.

Baca Juga:Fifi Skin Clinic Ajak Pelanggan Dan Masyarakat Donor DarahSurvey Jakpat: DANA Duduki Peringkat Satu Dompet Digital Populer Paruh Pertama 2022

Meski demikian Wati tetap eksis dengan rajin menggelar pameran produk hingga memperluas pemasaran tidak hanya secara online,  juga dititipkan dibeberapa swalayan modern yang ada di Pekalongan.

“Kedepan saya ingin lebih konsen saja dengan produk yang lebih ada, sembari mengumpulkan modal kembali untuk memajukan usaha,” tandasnya.(DF)

0 Komentar