Kenapa Latihan Fisik dengan Jalan Kaki Penting untuk Pencegahan Obesitas pada Remaja? Ini Jawabannya

Pencegahan Obesitas pada Remaja
Latihan Fisik dengan jalan kaki untuk pencegahan obesitas pada remaja. (Freepik)
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Remaja itu sangat rentan dengan obesitas. Perlunya Latihan fisik dengan jalan kaki untuk pencegahan obesitas pada remaja.

Remaja adalah kelompok usia yang sangat rentan mengalami permasalahan gizi.Terlebih lagi pada remaja awal yang ada di rentang usia 12-17 tahun.

Hal ini dikarenakan remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat dibandingkan tahapan usia sebelumnya.

Baca Juga:Cara Meraih Cuan Tidak Terhingga dengan Paket Internet dan Untung BesarPentingnya Mengelola Waktu yang Baik dan Cara Manajemennya

Angka kasus obesitas pada remaja di Indonesia

Permasalahan gizi yang terjadi pada usia remaja antara lain gizi lebih dan gizi kurang. Namun dibandingkan dengan proporsi kurus, proporsi gizi lebih seperti obesitas pada remaja usia 15 -19 tahun memang lebih banyak.

Masalah obesitas saat ini menjadi permasalah yang terjadi diseluruh dunia. Secara global menurut data dari World Health Organizationtahun 2016, prevalensi obesitas pada anak dan remaja usia 5 –19 tahun mencapai 340 juta orang.

Seorang anak yang berbobot 195 Kg (Twitter/@rappleri)

Penelitian lain juga menjelaskan bahwa risiko obesitas pada remaja meningkat 1,4 kali lipat lebih tinggi pada individu yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas sejak anak-anak dan menjadi perhatian.

Karena menjadi komorbiditas obesitas saat dewasa, termasuk penyakit hipertensi, sindrom metabolik, penyakit perlemakan hati dan diabetes mellitus tipe 2 yang sekarang lazim ditemukan pada masa anak-anak.

Angka ini mencapai dua kali lipat persentase rata-rata negara Indonesia yaitu 4,8%. Obesitas yang terjadi pada remaja bila tidak ditangani dengan baik dapat berdampak buruk bagi kesehatannya di usia dewasa.

Komplikasi obesitas pada remaja

Kematian yang disebabkan oleh obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan berat badan kurang pada seluruh penduduk di dunia.

Hal ini karena, obesitas dianggap sebagai pintu masuk (faktor risiko) dari berbagai jenis penyakit tidak menular diantaranya diabetes melitus, penyakit jantung, stroke, kanker, kematian mendadak sewaktu tidur (sleep apnue) dan hipertensi serta komplikasi penyakit lainnya.

Baca Juga:Menghayati Heroisme Rakyat Aceh dalam Melawan Belanda demi Meraih Kemerdekaan IndonesiaGampang Sakit? Ayo Simak Cara Mengecek Imunitas Tubuh Berikut Ini!

Komplikasi obesitas pada remaja dapat mempengaruhi tahapan tumbuh kembang individu selanjutnya.

Komplikasi yang dapat terjadi terkait dengan tekanan darah, tingkat trigliserida, kadar kolesterol dan glukosa, sehingga meningkatkan faktor risiko terjadinya resistensi insulin, diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, iskemik, penyakit jantung dan stroke.

0 Komentar