RADARPEKALONGAN.ID – Apakah aneh jika kita tidak suka berfoto? Kebutuhan untuk berfoto sebagai cara untuk menangkap momen penting di kehidupan kita sekarang menjadi lebih umum dalam era digital ini. Akan tetapi, ada beberapa orang yang justru memilih untuk lari ke ujung semesta demi tidak berada dalam radar lensa kamera.
Agak aneh memang. Tapi fenomena “tidak suka berfoto” ini memang sering terjadi pada beberapa orang. Mereka yang merasa risih dengan foto dan kamera kemungkinan hanya kaan menjadi “tukang foto” dalam grup pertemanannya, menghindar saat diminta foto bersama, dan menolak untuk mengunggah atau memasang foto mereka pada media sosial.
Tapi mengapa hal itu terjadi? Apa yang membuat beberapa orang tidak suka berfoto? Kita akan sedikit membahas hal tersebut dala artikel ini.
Faktor Psikologis yang Membuat Orang Tidak Suka Berfoto
(Foto: Freepik)
Baca Juga:Pernah Dengar Istilah Cinta Monyet? Ini Pengertian dan 6 Ciri-Cirinya5 Love Language Utama: Bagaimana Cara Kamu Mengekspresikan Rasa Cinta?
Foto-foto adalah cara yang baik untuk menangkap dan menyimpan kenangan, tetapi ada beberapa orang yang tidak suka berfoto. Mengapa? Hal ini bisa disebabkan oleh faktor psikologis yang berbeda. Beberapa alasan yang umumnya ditemui adalah ketidakpercayaan diri, kurangnya kepuasan dengan penampilan fisik, dan rasa malu yang berlebihan.
Beberapa orang juga merasa tidak nyaman karena perasaan takut akan penilaian orang lain. Dalam beberapa kasus, masalah psikologis yang lebih serius seperti depresi dan gangguan kecemasan juga dapat menjadi alasan mengapa seseorang tidak suka berfoto.
Hal lain yang menjadi faktor terjadinya fenomena ini adalah karena “efek paparan.” Mitchell Moffit, pada bukunya yang berjudul Wierdest Question, Persistent Rumors, Unexplained Phenomena, menjelaskan bahwa otak manusia lebih cenderung merasa nyaman dengan suatu hal yang sering dilihat. Contohnya adalah, wajah sendiri dari pantulan cermin.
Psikologis seseorang akan merasa lebih tenang dan nyaman dengan sesuatu yang tidak asing, dan sesuatu aktivitas yang berulang. Bercermin menjadi salah satu aktivitas yang terus berulang. Dan saat seseorang melihat tampilan wajah mereka di kamera, otak mereka akan merespon lain terhadap hal itu. Dari situlah muncul pertanyaan, “kenapa wajah aku keliatan beda ya di kamera?”