Penyelesaian Akhir Jadi PR Besar Timnas Indonesia, Selama Fase Grup Enam Peluang Emas Terbuang

Penyelesaian Akhir Jadi PR Besar Timnas Indonesia, Selama Fase Grup Enam Peluang Emas Terbuang
Penyerang Timnas Indonesia, Dendy Sulistiawan harus lebih tajam di depan gawang lawan.(foto/instagram/@pssi)
0 Komentar

Radarpekalongan.id – Penyelesaian akhir Timnas Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi sebelum menatap laga semifinal Piala AFF 2022.

Indonesia lolos ke semifinal setelah menang dalam laga terakhir Grup A Piala AFF melawan Filipina, Senin 2 Januari 2023 malam. Indonesia berhasil menundukkan The Azkals di kandangnya sendiri, Rizal Memoriam Stadium dengan skor 1-2.

Dalam laga itu, penyelesaian akhir Tim Garuda kembali menjadi sorotan. Ada sejumlah peluang emas yang tak bisa dikonversi menjadi gol. Pemain juga dinilai kurang tenang serta egois saat mendapat momentum serangan.

Baca Juga:Setelah Datangkan Ronaldo, Al-Nassr Kini Incar Modric dan Sergio RamosIni Line-up Pebalap MotoGP yang Akan Bertarung di Musim 2023

Masalah penyelesaian akhir, sebenarnya sudah disorot sejak laga pertama Piala AFF 2022. Namun kondisi itu tak juga dibenahi sehingga berlanjut sampai laga terakhir. Dalam empat kali pertandingan di fase grup, setidaknya ada enam peluang emas yang disia-siakan para pemain timnas.

Dua peluang emas terjadi dalam laga melawan Kamboja. Peluang pertama yakni milik Witan Sulaiman saat tinggal berhadapan dengan kiper lawan. Namun eksekusinya melebar. Selanjutnya Egy Maulana Vikri juga mendapatkan peluang dengan kondisi hampir sama.

Bedanya, Egy belum melakukan eksekusi namun bola yang dibawanya menyangkut di kaki sendiri saat sudah berada di hadapan kiper Kamboja. Beruntung dalam laga itu Indonesia menang dengan skor 2-1.

Peluang emas lainnya lagi-lagi didapat Witan dalam laga melawan Thailand. Momen ini bahkan terus menjadi sorotan karena posisi Witan yang bebas dengan gawang yang sudah ditinggalkan kiper Thailand.

Diawali dari pergerakannya melakukan pressing terhadap kiper Thailand yang memegang bola jauh dari gawang. Selanjutnya Kiper Thailand melakukan kesalahan saat memberikan umpan yang bisa dopotong Witan. Berhasil merebut bola, Witan justru gagal menyarangkannya ke gawang yang sudah kosong melompong.

Peluang emas keempat terjadi dalam laga melawan Brunei Darussalam. Kali ini Hansamu Yama yang menyia-nyiakan peluang emas. Berada di depan gawang dengan jarak sangat dekat, Hansamu gagal memanfaatkan umpang tarik yang jatuh di kakinya. Tendangannya justru melambung jauh di atas mistar.

Dua peluang emas lain tercipta dalam pertandingan melawan Filipina. Pertama oleh Dendy Sulistiawan. Berada di posisi yang baik di sisi kanan gawang lawan dan ruang tembak yang bebas tanpa tekanan, tendangan Dendy justru melebar.

0 Komentar