Platform Merdeka Mengajar, Seberapa Pentingkah untuk Kemajuan Pedidikan?

Platform merdeka mengajar
0 Komentar

AKHIR-akhir ini para guru disibukkan dengan istilah baru di era Kurikulum Merdeka, ya Platform Merdeka Mengajar. Para guru hampir setiap hari harus mengutak atik Handphone dan laptop untuk bisa mengakses suguhan baru, kewajiban baru selain tugas utama mengajar, mendidik dan menjadikan anak Indonesia menjadi insan yang beriman dan bertaqwa. Para guru kehabisan waktu berkumpul keluarga karena harus menyelesaikan tugas –tugas baru itu.Terlihat begitu menyita waktu,pikiran dan biaya.

Mereka telah berusaha dengan sekeras-kerasnya demi menyelesaikan tugas dan tanggungjawab serta kewajiban tambahan itu,bahkan ada yang sampai menggeser kewajiban bersama peserta didik hanya untuk tugas tambahn ini. Wali murid mulai merasakan pelayanan kepada anak menjadi terabaikan,waktu layanan berkurang dan tanggungjawab yang biasa guru lakukan menjadi terkurangi. Ada apa dengan pendidikan zaman now ?

Ada perubahan dimanakah? Sehingga para guru akhir –akhir ini menjadi kelimpungan, mengajar menjadi tidak/kurang fokus dan banyak waktu bersama murid terabaikan.

Baca Juga:HUT Satpol PP ke-73, Aroma Alkohol Memenuhi Komplek Alun-alun Kendal[PUISI] Harap yang Kembali

Kebijakan pendidikan yang diluncurkan oleh pemerintah seharusnya melalui uji coba terlebih dahulu, seberapa dampak positif dan negatif yang akan di peroleh dari munculnya pemberlakuan peraturan dan hal baru bagi dunia pendidikan,khususnya di jenjang PAUD,karena pendidikan di PAUD sangat tergantung oleh tatanan perilaku, suri tauladan, adab,akhlaq dan pembiasaan yang baik,yang hanya bisa dilakukan melalui contoh,model dan perlakuan setiap hari oleh para guru.

Jika guru akhir –akhir ini disibukkan dengan tanggungjawab dan kewajiban baru yang dirasa masih belum difahami dan belum bisa dilaksanakan dengan baik, maka yang akan menjadi korban adalah peserta didik.

Anak- anak yang polos dan lucu yang masih sangat membutuhkan belaian kasih sayang ,perhatian dan motivasi,menjadi terabaikan hanya karena guru yang kehabisan waktu dan pikiran untuk melakukan banyak hal di sekolah. Hal ini otomatis sangat mempengaruhi budaya,kebiasaan dan proses pembelajaran yang seharusnya lebih mengedepankan pada penyesuaian, pembiasaan dan perilaku moral.

0 Komentar