MELAKUKAN komunikasi itu sangat berbeda dengan melakukan oborolan. Komunikasi adalah menyampaikan pesan dengan harapan lawan bicara dapat memberikan feed back sesuai dengan yang kita harapkan. Sementara ngobrol adalah pembicaraan dengan tema yang melompat-lompat, dilakukan di mana saja dan kapan saja dan tidak ada target yang ingin dicapai.
Melihat konteks ini, jelas komunikasi berbeda dengan obrolan biasa. Untuk sampai pada feed back yang diinginkan, diperlukan strategi yang benar-benar soft, mengarahkan lawan bicara agar setuju dengan tema pembicaraan tanpa merasa terpaksa.
Oleh karenanya, komunikasi yang baik akan terlihat dalam feed back yang baik dan sesuai dengan harapan yang kita inginkan. Sementara komunikasi yang buruk tercermin dari feed back yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ukuran keberhasilannya sangat sederhana dan siapapun bisa mengetahui berhasil atau tidak dalam proses komunikasinya.
Baca Juga:2 Trik Psikologi Komunikasi Dongkrak Mood Lawan Bicara dan Membangun Relasi yang Nyaman
Komunikasi dan NLP
Di dalam ilmu Neuro Lingistic Programming (NLP), ada tool untuk membangun komunikasi yang benar-benar powerful, namanya building raport atau membangun kedekatan. Bagaimana caranya mengawali komunikasi dengan tindakan yang elegan dalam mengirimkan pesan-pesan dan ide-ide.
Sebelum melakukan komunikasi, ada anggapaan dasar yang perlu disepakati dalam proses komunikasi. Pertama, komunikasi itu melibatkan kemampuan untuk mengirimkan pesan, menerima feed back atau umpan balik dan mengerti orang lain.
Di sisi lain, seseorang tidak memberikan respons berdasarkan realitas yang ada tetapi berdasarkan peta tentang realitas tersebut yang mereka miliki. Contohnya, ketika seseorang mengatakan tentang gempa bumi, maka lawan bicara akan memahami gempa bumi sesuai dengan pengalaman yang pernah mereka alami. Bisa sama dengan kita atau bisa juga berbeda. File yang tersimpan di kepala lawan bicara adalah file pengalaman dan persepsi mereka sendiri.
Oleh karenanya, setiap orang memiliki model yang unik tentang dunia ini. Unik karena satu kata yang diucapkan, bisa jadi memiliki makna dan persepsi yang berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Jangan samakan persepsi kita dengan persepsi orang lain.
Bahkan untuk mencapai komunikasi yang powerful, kita harus memahami dunia mereka atau cara mereka mempersepsi satu hal. Sampai di sini komunikator yang baik bukanlah orang yang egois agar ide kita diterima oleh lawan bicara, tapi bahkan sebaliknya, kita benar-benar ingin memahami apa yang ada dalam pikiran lawan bicara tentang satu hal.