7 Mahasiswa Prodi Teknologi Batik Teliti 5 Industri Batik, Ini Hasilnya?

Prodi Teknologi Batik
Ketua Prodi Teknologi Batik, Maghfiroh menyerahkan cinderamata kepada pengelola Museum Batik Pekalongan. (Radarpekalongan.id/Museum Batik)
0 Komentar

PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Sebanyak 5 mahasiswa Prodi Teknologi Batik meneliti proses membatik di 5 industri batik. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi mereka, sehingga harapannya bisa siap pakai di dunia usaha.

Hasil penelitian mahasiswa Prodi Batik, mulai 1 sampai 3 bulan itu diuji dalam acara Seminar Kerja Praktik di Museum Batik Pekalongan.

Ketua Prodi Teknologi Batik, Maghfiroh mengatakan, kegiatan seminar kerja batik ini merupakan sarana diseminasi, dari hasil kerja praktik yang telah dilaksanakan mahasiswa selama 1-3 bulan.

Baca Juga:Melalui Wasilah Pekalongan Bersholawat, Berharap Dijauhkan dari KeburukanCovid-19 Melandai, Tidak Ada Larangan Aktivitas Kegiatan Keagamaan Selama Ramadhan

“Dimana, mereka mengamati keseluruhan proses membatik, dengan mengambil tema yang sesuai ciri khas tempat kerja praktik, lalu dikaji secara ilmiah,” ucapnya.

Kali ini, ada 7 mahasiswa yang menyampaikan laporannya, dari 5 industri tempat kerja praktek yang diminati. Diantaranya Batik Dudung, MZ Studio Batik, Craft. Denim, Rumah Batik TBIG, dan Batik Arta Kencana.

Mahasiswa Prodi Teknologi Batik Unikal menyampaikan hasil praktik kerjanya di Museum Batik Pekalongan.(Radarpekalongan.id/Museum Batik)

“Mereka menggali informasi lebih dari yang mereka lihat dan observasi, serta mereka kaji secara ilmiah. Outputnya ialah laporan kerja praktek dimana salah satu istilahnya penuangan atau dari yang didapatkan di kampus, selendang berupa full batik tulis yang diproduksi sesuai karakteristik di industri tersebut seperti dari motif, teknik perwarnaan dan zatnya, serta prosesnya,” terangnya.

Mahasiswa Prodi Teknologi Batik Mampu Kembangkan Batik

Maghfiroh berharap, melalui seminar tersebut, mahasiswa memiliki kompetensi lebih luas dan siap pakai di dunia usaha. Terlebih, mampu melestarikan dan mengembangkan batik.

“Mereka bisa mendapatkan pengetahuan secara teoritis dan sudah mendapatkan pengetahuan mengenai improvisasi keterampilan di tempat kerja industri. Maka, tentu saja harapan utamanya adalah para generasi muda turut serta mengembangkan produk batik,” pungkasnya. (dur)

0 Komentar