Program Makerspace Dorong Murid Hebat Jadi Problem-Solver, Gunakan 5 Fase Sprint Design

Program Makerspace Dorong Murid Jadi Problem Solver.
Marsaria Primadonna bersama narasumber lain dalam acara Digital Educators of Women in Indonesia. (foto: yayasan guru belajar)
0 Komentar

“Namun ternyata tidak banyak peminatnya. Tapi ya tidak apa-apa. Sampai titik itu saja dia sudah banyak belajar. Lalu yang penting dia refleksi. Kenapa belum berhasil? Mungkin pendekatannya kah, kurang sounding kah, atau lainnya,” lanjutnya.

Pima mengungkapkan, cara berpikir desain seperti ini tidak hanya harus dimiliki oleh murid, tapi juga guru. Pasalnya, hal itu bisa digunakan sebagai cara berpikir ketika mencari penyelesaian masalah yang ada di pendidikan.

Pada masa pandemi lalu, Kanvas Strategi Pembelajaran Merdeka Belajar menjadi yang paling banyak dicari oleh para guru. Kanvas yang merupakan inovasi bersama Kampus Guru Cikal itu bisa muncul dengan cara berpikir desain.

Baca Juga:Dibuka Sejak 15 Maret Mudik dan Balik Bareng Honda, Di Sini Pendaftarannya, Jangan Tertinggal7 Fakta Menarik, Wisuda dan Uji Kompetensi Kelas Peminatan SMP Muhammadiyah Pekajangan

Pima berharap, pengalaman-pengalamannya ini dapat tersebar ke banyak guru di Indonesia. Sehingga banyak yang terinspirasi hingga bisa berdampak pada murid. (sep)

Catatan:

Problem solver adalah siswa atau anak memiliki keterampilan untuk menyelesaikan masalah dengan berbagai macam eksperimen. Artinya, ketika siswa menghadapi masalah yang tidak diajarkan di kelas maupun di buku, mereka tidak menyerah begitu saja.

Mereka mencari berbagai macam cara, baik dengan melakukan eksperimen maupun dengan mencari sumber literatur tentang masalah yang sedang dihadapinya. Apakah di waktu sebelumnya pernah ada atau tidak orang yang menghadapi masalah yang sama dan bagaimana solusinya.

Kondisi siswa yang menjadi diharapkan memiliki keterampilan problem solver, diperlukan motivasi atau dorongan dari pihak guru dan orang tua. Sehingga mereka tidak cepat patah semangat. Mereka selalu optimis walaupun banyak masalah dihadapi dan belum ditemukan solusinya.

Sesungguhnya, hidup ini adalah kumpulan cara untuk menyelesaikan masalah atau problem solving. Semakin banyak ilmu atau cara menyelesaikan masalah, semakin mudah kita dalam menghadapi hidup ini. Seblaiknya, apabila kita tidak dibekali dengan problem solving, hidup ini seperti tumpukan masalah yang tidak ada jalan keluarnya.

Guru dan orang tua harus memiliki cara untuk membiarkan siswa atau anak ketika menghadapi masalah. Masalah anak harus diselesaikan oleh anak, jangan diselesaikan oleh orang tua. Masalah siswa harus diselesaikan oleh siswa, jangan diselesaikan oleh guru.

0 Komentar