Razia Agama

Razia Agama
Dahlan Iskan -Foto.Dok/Ilustrasi: Syaiful Amri-disway.id
0 Komentar

Tentu kunjungan turis itu di luar jadwal salat berjamaah dan yang lima waktu.

Istiqlal Jakarta juga tidak melarang non muslim masuk Istiqlal.

Tapi saya pernah malu.

Saya membawa orang Tiongkok yang mengagumi arsitektur masjid Akbar Surabaya. Saya ingin ajak mereka masuk masjid. Ternyata tidak boleh. Saya malu sekali.

Saya menghubungi KH Said Aqil Siraj, mantan Ketua Umum PBNU. Kemarin. Sekalian karena kangen. Kami pernah bersama-sama menerbitkan koran berbahasa Indonesia di Mekah. Khusus di musim haji.

Baca Juga:Ini Tampang dan Pengakuan Guru Ngaji yang Sodomi 13 SantrinyaNgawur, Kakak Tiri Setubuhi dan Peras Adiknya Sejak 2014

“Di zaman Nabi Muhammad orang Yahudi pun dibolehkan masuk masjid,” katanya.

“Piagam Madinah dibikin sejak Nabi awal mula masuk kota Yatsrib. Itu dalam rangka membangun umat yang berperadaban. Bisa hidup bersama dalam perbedaan agama, suku dan ras. Tanpa ada batas apa pun. Yahudi boleh masuk masjid dan di beri kebebasan sama seperti orang Islam. Yang muslim pun tidak dibedakan antara pendatang Muhajirin dan Pribumi Ansor,”.

“Hanya dalam perkembangannya penduduk Yahudi dianggap berkhianat, lalu diusir semua dari Madinah,” tambahnya.

Berarti boleh dan tidak juga dipengaruhi keadaan.

Saya juga menghubungi Ustad Yusuf Mansyur. Kemarin sore.

Ia baru tiba dari Malaysia. “Memang ada banyak pendapat ulama. Ada yang memperbolehkan masuk masjid. Ada yang melarang. Ada pula yang memperbolehkan dengan alasan darurat: misalnya ahli bangunan atau teknik,” ujarnya.

Yusuf Mansur kini sibuk mengurus persyaratan menjadi calon anggota DPR. Dari Partai Perindo. Dapilnya berat: Jakarta Timur. Ia adalah wakil ketua umum DPP Perindo. Ia di pimpinan Perindo bersama ulama besar Tuan Guru Bajang.

Penanda jalan ternyata bisa menjadi indikator perubahan cara beragama. (Dahlan Iskan)

0 Komentar