Renungan Hari Pendidikan Nasional Tanggal 2 Mei 2023, Gundah dengan Pendidikan Kita

Renungan Hari Pendidikan Nasional -Rizki Nuansa Hadiyan
Rizki Nuansa Hadian, Psikolog dan Life Coach gusar dengan kondisi pendidikan kita. (foto: dokumen Rizki)
0 Komentar

Renungan Hari Pendidikan Nasional selalu menyisakan pertanyaan. Mengapa pendidikan kita masih berkutat di kognitif dan bukan di pengembangan karakter?

Catatan Rizki Nuansa Hadyan, Psikolog dan Life Coach

RADARPEKALONGAN.ID – Coba perhatikan di sekeliling kita terutama di jalan raya. Banyak motor dan mobil saling menyalip satu sama lain. Mereka sekaan tidak peduli dengan pengendara lain. Mereka hanya memikirkan dirinya saja agar bisa cepat sampai tujuan.

Mengapa…..?

Apakah di rumah dan di sekolah anak didik lebih sabar atau cepet-cepetan? (foto: freepik)

Baca Juga:Pengalaman Membeli Honda Beat 2023 Sesuai dengan Kebutuhan dan KantongDisiplin Kata adalah Magnet Rezeki, Mengapa Sudah Fokus Tapi Doa Belum Terkabul? (Part-5)

Renungan Hari Pendidikan Nasional, Ada Apa dengan Manusia Indonesia?

Menjawab pertanyaan di atas, karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah mereka dididik untuk menjadi lebih cepat dan bukan menjadi lebih sabar. Mereka dididik untuk menjadi yang terdepan dan bukan yang tersopan.

Di jalanan pengendara motor lebih suka menambah kecepatannya saat ada orang yang ingin menyeberang jalan dan bukan malah mengurangi kecepatannya. Empati kepada orang lain seakan tidak hadir dalam jiwanya. Yang dipikirkan hanyalah aku… aku…. aku….

Mengapa…..?

Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah anak kita setiap hari diburu dengan waktu, dibentak untuk bergerak lebih cepat dan gesit dan bukan dilatih untuk mengatur waktu dengan sebaik-baiknya dan dibuat lebih sabar dan peduli.

Di beberapa instansi pemerintah dan swasta banyak para pekerja yang suka korupsi. Mengambil yang bukan haknya, menyelewengkan kepercayaan bahkan me-mark up angka-angka.

Mengapa…..?

Karena dulu sejak kecil di rumah dan di sekolah anak-anak di didik untuk berpenghasilan tinggi dan hidup dengan kemewahan mulai dari pakaian hingga perlengkapan dan bukan diajari untuk hidup lebih sederhana, ikhlas dan bangga akan kesederhanaan.

Di hampir setiap instansi sipil sampai petugas penegak hukum banyak terjadi kolusi, manipulasi proyek dan anggaran uang rakyat.

Mengapa…..?

Apakah anak didik agar lebih pintar atau memiliki kejujuran? (foto:

0 Komentar