Sambut Bulan Suci Ramadan, Warga Desa Jagung Gelar Tradisi Nyadran

Sambut Bulan Suci Ramadan, Warga Desa Jagung Gelar Tradisi Nyadran
Warga Desa Jagung Kecamatan Kesesi menggelar tradisi Nyadran jelang bulan suci Ramadan 1444 H. (Triyono)
0 Komentar

KAJEN, radarpekalongan.id – Untuk melestarikan budaya Jawa, sekaligus meningkatkan talisilaturahmi warga Desa Jagung Kecamatan Kesesi menggelar tradisi Nyadran, Jumat (10/03/2023). Kegiatan dilaksanakan di depan area makam desa setempat dengan diikuti ratusan warga sekitar.

Tradisi Nyadran sebagai bentuk uri uri budaya Jawa digelar satu kali dalam setahun. Biasanya warga melakukan pembersihan area makam dilanjutkan dengan selamatan membawa nasi golong dari rumah.

Pemerintah Desa Jagung bersama tokoh masyarakat, agama dan warga tengah menggelar tradisi Nyadran di depan makam setempat.

Baca Juga:Tingkatkan SDM, Ini Yang Dilakukan TP PKK Kabupaten Pekalongan Melalui Pelatihan LP3PKKBupati Fadia Arafiq Motivasi Siswa SMAN 1 Kendangserang Untuk Jadi Orang Hebat

Kemudian nasi golong dikumpulkan menjadi satu atau ditukar dengan peserta lainya. Tak hanya membawa golong, warga juga membawa uang ‘wajib’ yang diisi dalam kotak amal yang telah disediakan secara sukarela.

Dalam kesempatan itu sejumlah tokoh dan warga kurang mampu dikirim nasi golong ‘Nyorog’.

Setelah semua warga berkumpul, diisi dengan doa bersama dipimpin oleh tokoh agama sekitar. Sebelum doa bersama juga diisi sambutan oleh Ketua BPD dan Kepala Desa Jagung Kecamatan Kesesi.

“Tradisi Nyadran ini digelar satu kali dalam setahun, terutama Jumat Kliwon terakhir jelang Ramadan. Dengan nyadran ini bisa mempererat talisilaturahmi warga desa, ” ungkap Ketua BPD Desa Jagung Kecamatan Kesesi, Casmito.

Untuk itu ia berharap dengan tradisi Nyadran, warga bisa terus hidup guyub rukun dalam menyongsong bulan suci ramadan. Kemudian bisa dijauhkan dari bencana dan panen pertanian bisa ikut meningkat dan melimpah.

Kepala Desa Jagung Kecamatan Kesesi, Ade Fernando Binar Luhur Budi, menyampaikan bahwa tradisi nyadran digelar sudah keempat kali dalam kepemimpinannya. Dari awal bencana covid-19 yang menggunakan masker sampai sekarang terbebas penggunaan masker.

“Selama tiga tahun berjalan sudah banyak perubahan atau pembangunan infrastruktur baik di bidang pertanian, keagamaan ataupun pemberdayaan masyarakat. Semoga melalui tradisi nyadran untuk mempertemukan warga bersam pemerintah Desa, tokoh agama, tokoh masyarakat juga bisa mendekatkan kita semua untuk memanjatkan doa kepada sesepuh atau orang tua kita yang telah tiada, ” ungkapnya.

0 Komentar