50 Sapuan Batik

Sapuan
Cigku Sapuan salah seorang Maestro Batik asal Tunjungsari Siwalan Kabupaten Pekalongan (Yon, Radar Pekalongan)
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Suaranya, tatapannya, dan gerak bibirnya sudah terlatih untuk komunikasi publik. Dia itu adalah Sapuan, maestro Batik asal Tunjungsari, Siwalan Kabupaten Pekalongan. Memakai kacamata hitam.

Laboratorium pengembangan batik ada di sana. Banyak yang singgah untuk belajar langsung tentang batik tulis. Laboratorium itu bernama Pranggok Cigku Sapuan. Keren sekali namanya.

Pakai bahasa Melayu Upin Ipin yang biasa ditonton adek saya. Tapi intinya bukan itu. Wawancara wartawan Radar Pekalongan, Triyono bersama rekan lainnya menampilkan wajah beliau Cigku.

Baca Juga:Kelebihan dan Kekurangan Robot Trader 2023, Kamu Wajib Tahu Bro!Wajib Tahu! 6 Broker Forex Terpercaya dan Resmi Terdaftar BAPPEBTI

Saya menonton full link YouTube bertajuk “Kemampuannya Sudah Tak Diragukan lagi, 50 Pembatik Tulis ini ikuti Uji Kompetensi” sampai selesai.

Like dan share juga saya lakukan. Tepat setelah muncul ide tulisan ini. Pagi tadi.

Sertifikasi Kompetensi Pembatik

Sejumlah perajin batik bakal mengikuti sertifikasi LSP Batik untuk meningkatkan profesionalismennya. (Triyono)

Gaji under UMR harus diterima dengan legowo walau perannya besar untuk mempertahankan kebudayaan batik. Tik Batik tak punya sertifikasi kompetensi akan jadi pekerjaan kultural.

Artinya jangan berharap dapat gaji layak dengan tanpa sertifikasi kompetensi. Apalagi memiliki masa depan yang cerah layaknya Cigku Sapuan.

Sebab trend penurunan pembatik canting di kabupaten makin berkurang saja. Diboyong suaminya ke luar kota.

Meninggalkan rumah dan kenangan membatik dengan canting tulis atau yang biasa dikenal Nyamplung. Perkara itu bikin gusar Cigku dan kawan-kawan Maestro batik lainnya.

Baca Juga:6 Langkah Cepat Belajar Forex untuk Bekal jadi Trader Handal10 Tips Jadi Trader Forex Handal dan Untung Terus

Mereka harus difasilitasi sertifikasi kompetensi biar dapat gaji layak. Setidaknya buat hidup cukup sebulan.

Ancaman Kelestarian Batik

Dudung Alisyahbana, Cigku Sapuan pengusaha batik Kedungwuni Oey Soe Tjoen duduk bersama pembatik di desa Sembung Jambu, kecamatan Bojong kabupaten Pekalongan.

Mereka pembatik yang masih bertahan tanpa ada jaminan sertifikasi Kompetensi. Sekian dari pelstari batik warisan nenek moyang.

Sertifikasi Kompetensi Batik (Yon, Radar Pekalongan)

Kalau dilihat dari data pembatik canting tulis Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan dan Kabupaten Batang maka persentasenya adalah 75 persen, 10 persen dan 15 persen.

Kabupaten Pekalongan penyangga pembatik canting terbesar. Kalau ditotal hanya ada 22.300 SDM batik.

0 Komentar