Sarapan Pagi dan Perkembangan Kesehatan Siswa

Sarapan Pagi dan Perkembangan Kesehatan Siswa
0 Komentar

Sayangnya, banyak anak yang terbiasa tidak sarapan pagi, mereka lebih memilih mengkonsumsi makanan jajanan di luar rumah atau di sekolah yang kualitas gizinya tidak terjamin. Makanan jajanan di luar seringkali tidak memperhatikan mutu gizi, kebersihan, dan keamanan pangan. Tidak sedikit masalah yang timbul akibat orang tua kurang peduli terhadap makanan yang dikonsumsi anak di sekolah. Makanan yang tidak aman dan tidak bergizi menimbulkan penyakit, seperti diare bahkan gangguan pencernaan dan lebih buruk lagi dapat mengakibatkan tidak tercapainya angka kecukupan gizi.

Mengambil referensi secara ilmu kesehatan ketika seseorang tidak sarapan pagi, pastilah tubuh tidak berada dalam keadaan yang cocok untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini dikarenakan tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula darah dengan mengambil cadangan glikogen, dan jika ini habis, maka cadangan lemaklah yang diambil (Moehji,2009).

Beberapa efek lain dari tidak mendapatkan sarapan pagi diantaranya adalah gangguan kesehatan ditandai dengan kekuatan fisik yang melemah dan kurangnya minat pada aktivitas fisik, keluhan sakit kepala, punggung, dan gangguan mata, kemudian juga gangguan tumbuh kembang, antara lain obesitas, gangguan tidur, keterlambatan bicara, gangguan perilaku, gangguan kecerdasan, cemas, dan depresi. Beragam gangguan di atas dapat memburuk jika dibiarkan. Maka itu, segera konsultasi dengan dokter jika anak mengalami gangguan kesehatan di atas dan lakukan langkah pencegahan sebelum terlambat, karena kesehatan yang terganggu akan berakibat anak tidak akan menikmati masa belajar dan bermain, teringat petuah bapak pendidikan kita Ki Hadjar Dewantara dalam bukunya yang berjudul Pendidikan terbitan Majelis Luhur Perguruan Taman Siswa halaman 259 menyebutkan bahwa selain bermanfaat untuk perkembangan kesehatan, permainan anak-anak juga mengandung sisi pendidikan mengenai kepercayaan diri , beliau menulis : “ Kerapkali permainan anak anak itu bersifat mencoba kekuatan atau kepandaian (kecerdikan, kecakapan dsb), mencoba kekuatan atau kepandaian itu jika tidak berat, yaitu dilakukan sendiri, lalu bersifat “demonstrasi” memperlihatkan kejayaannya, dan ini adalah salah satu corak perangai manusia yang umum, yang dapat pula dianggap ada faedahnya misalnya berhubung dengan tumbuhnya rasa percaya diri, rasa bertanggung jawab, rasa tidak minderwaardig (kurang berharga ) dan sebagainya.

0 Komentar