Sekarang ini, Metode Berbelanja melalui TikTok Live Lebih Populer

Sekarang ini, Metode Berbelanja melalui TikTok Live Lebih Populer
Penjualan sarung batik kini mulai meningkat, seiring gencarnya pelaku UMKM memasarkan produknya melalui metode berbelanja melalui siaran video langsung atau live streaming.
0 Komentar

Memakai Sarung Batik Sudah Menjadi Budaya Masyarakat Pekalongan

PEKALONGAN, Radarpekalongan.id – Sekarang ini, tidak hanya kalangan santri memakai sarung batik, tetapi juga masyarakat umum, termasuk kalangan pemerintahan dan instansi di lingkungan Pemkot Pekalongan pada setiap hari Jum’at.

Walikota HA Afzan Arslan Djunaid mengatakan, memakai sarung batik merupakan budaya masyarakat Pekalongan. Penggunaan sarung batik bagi ASN, juga menjadi bukti bahwa sarung batik cocok digunakan dalam berbagai aktivitas baik formal atau santai.

“Makanya kami mengimbau untuk menggencarkan lagi pemakaian sarung batik,” ucapnya.

Dengan pemakaian sarung batik yang semakin gencar maka berdampak pada perekonomian masyarakat. Sehingga kreativitas pengrajin sarung batik kembali bergairah, sehingga mampu menciptakan produk yang berkualitas.

Baca Juga:Dulunya, Sarung Berasal Dari Mubaligh Yaman. Kini Jadi Budaya Masyarakat PekalonganMumpung Masih Muda, Gus Yusuf Ajak IPNU/IPPNU Miliki Kemandirian Politik dan Ekonomi

“Harapannya penggunaan pemakaian sarung menjadi pengungkit agar kreativitas dari pengrajin batik bisa meningkat dan mampu menciptakan produk yang dapat digunakan seluruh kalangan dan cocok serta nyaman untuk berbagai aktivitas,” ungkapnya.

Walikota Aaf menambahkan, pemakaian sarung Batik sebagai identitas Kota Pekalongan, merupakan upaya Pemkot dalam mempertahankan predikat Kota Kreatif Dunia yang diberikan oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

“Makanya, kita harus kreatif dan berinovasi untuk mempertahankan penghargaan dari UNESCO ini. Apabila kita tidak mampu menjaga atau berkreasi dan berinovasi, bisa saja penghargaan dari UNESCO dicabut,” tutur Aaf yang dalam kesehariannya kerap mengenakan sarung batik dalam acara resmi pemerintahan atau saat beribadah.

Di tempat terpisah, Owner Batik Mahkota,H Arifin mengatakan, sekarang penjualan sarung batik Pekalongan, khususnya di Pasar Grosir Setono mulai marak.

“Alhamdulillah saat ini sudah kembali normal, berjalan kembali seperti biasa. Baik produksi dan penjualan sarung batik,” ucapnya.

Konsumen pembeli sarung, lanjutnya, sekitar 60 persen berasal dari luar kota. Ia berharap setelah situasi pandemi Covid-19 berakhir, maka penjualan sarung dan batik dari para pengrajin dan pengusaha sarung batik bisa kembali meningkat. (dur)

0 Komentar