Serunya Manasik Haji IGTKR, 615 Siswa TK sampai MI Tetap Bersemangat Meski Cuaca Panas

Manasik Haji IGTKR
BERSEMANGAT - Meski panas dan melelahkan, anak-anak TK, TA, RA sampai MI Rifa'iyah ini tetap semangat mengikuti prosesi peragaan manasik haji di Ponpes HA. Djunaid. (Foto PD UMRI Kabupaten/Kota Pekalongan)
0 Komentar

Kegiatan penutup dari manasik haji IGTKR adalah memotong beberapa helai rambut dan meminum air zam-zam. Walau keadaan cuaca sangat terik akan sinar matahari, banyak anak anak yang mengikuti dan bahkan senang terlebih ketika melakukan Sa’i.

Peserta mengikuti prosesi wukuf dan mabit (PD UMRI Pekalongan)

“Alhamdulillah, secara umum anak-anak sangat senang dan antusias mengikuti peragaan manasik haji IGTKR ini. Ya meskipun beberapa anak sempat mengeluh kelelahan dan panas, tapi prinsipnya mereka tetap menikmati,” ungkap Ketua Panitia Manasik Haji IGTKR, Kiswanti, melalui ponsel, Sabtu (27/5/2023).

Tujuan Peragaan Manasik Haji IGTKR

Menurut Kiswanti, meski dibidani oleh IGTKR, kegiatan manasik haji ini dalam pelaksanaannya ditangani juga oleh Biro Pendidikan Pimpinan Daerah Ummahatur Rifaiyah (PD UMRI) Kabupaten/Kota Pekalongan.

Baca Juga:[PUISI] Pagi di PagilaranMinat Masih Tinggi. Penempatan Pekerja Migran Kendal 2023 Tembus 5.099, Tertinggi ke-2 di Jateng

Kegiatan yang mengusung tema “Melalui Peragaan Manasik Haji Kita Tanamkan Karakter Islami Sejak Usia Dini” ini diharapkan mampu mengenalkan para peserta didik tentang tata cara dan gambaran dari pelaksanaan ibadah haji dan mengetahui bahwa ibadah haji adalah kewajiban untuk setiap muslim yang mampu.

“Jadi saat ada beberapa anak mengaku kepanasan dan kelelahan, paling tidak mereka sudah mendapatkan gambaran bahwa nanti di Tanah Suci cuacanya lebih panas, dan pelaksanaan haji itu memang melelahkan,” terang Kiswanti.

Para guru telaten mendampingi siswanya. (PD UMRI Pekalongan)

Sementara dijelaskan juga oleh Ketua Biro Pendidikan PD UMRI Kabupaten/Kota Pekolangan, Kiswati, bahwakegiatan manasik haji IGTKR ini juga sekaligus untuk mengenalkan sejarah ibadah haji yang memang sudah dikenal oleh nabi/rasul sebelumnya dan akhirnya ditetapkan menjadi syariat dan rukun Islam di masa kenabian muhammad Saw.

“Jadi peragaan manasik haji ini juga bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap agama Islam dan berbagai syariatnya. Dan yang tak kalah penting, di masa perkembangan golde age ini anak-anak akan merekam kegiatan ini, sehingga memiliki imajinasi sejak kecil untuk bisa mendapatkan panggilan Allah ke tanah suci, menunaikan ibadah haji,” jelasnya.

Tidak hanya anak-anak yang antusias mengikuti jalannya manasik haji IGTKR. Sebab para orang tua atau wali siswa juga bisa menikmati kemeriahan bazar yang digelar di lokasi kegiatan, tepatnya di luar lapangan peragaan manasik haji.

0 Komentar