Aktif Baca Sholawat Miftahul Maqosid, Insya Allah Dijauhkan Dari Musibah

Sholawat Miftahul Maqosid
Habib Luthfi saat mengisi pengajian Houl Syekh Abdul Malik Kedung Paruk. (Radarpekalongan.id/laduni.id)
0 Komentar

Sebagaimana dikutip dalam pembukaan Sholawat Miftahul Maqosid, Habib Lutfi menyampaikan bila Sholawat Miftahul Maqosid ditulis oleh Kyai Abdul Adhim di rumah Mbah Kyai Sutiman, Jenggot pada hari ahad 17 Robius Tsani 1397 H Ba’da Ashar.

Saat itu, Syekh Abdul Malik membacakan sholawat. “Kamipun hanya menndengarkan apa yang guru kami baca.Pada tengah-tengah bacaan saya melihat Shohibus Syariat, Nabi Muhammad SAW, seakan-akan beliau di majelis ke kerajaan. Beliau duduk di kursi kemegahan di samping kanan beliau, ada Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar, Sayidina Usman, Sayidina Ali beserta 5 sahabat dari 10 sahabat dari surga.Dan seakan akan saya Al Faqir dan Guru saya, Mbah Malik sowan menghadap beliau sujud di telapak kaki Beliau Nabi Muhammad SAW. Dengan bil barokah Sholawat Miftahul Maqosid, saya dan guru saya bisa bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.”

Sholawat Miftahul Maqosid Jadi Amalan Mbah Malik

Beberapa sumber menyebutkan, dalam hidupnya, Syekh Abdul Malik memiliki dua amalan wirid utama dan sangat besar, yaitu membaca al-Qur’an dan Sholawat Miftahul Maqosid. Dikenal sebagai ulama yang mempunyai berkepribadian sabar, zuhud, tawadhu dan sifat-sifat kemuliaan yang menunjukan ketinggian akhlakul karimah. Maka amat wajarlah bila masyarakat Banyumas dan sekitarnya sangat mencintai dan menghormatinya.

Baca Juga:Hayam Wuruk Festival Pekalongan 2023 Kembali Digelar, Yuk Daftarkan Segera8 Dealer Mobil Ikut Ramaikan Promo Event Mandiri Tunas Finance Auto Show 2023

Syekh Abdul Malik adalah pribadi yang sangat sederhana, santun dan ramah kepada siapa saja. Beliau juga gemar sekali melakukan silaturrahim kepada murid-muridnya, terutama kepada mereka yang miskin atau sedang mengalami kesulitan hidup. Santri-santri yang biasa dikunjunginya ini, selain mereka yang tinggal di Kedung Paruk maupun di desa-desa sekitarnya seperti Ledug, Pliken, Sokaraja, dukuh waluh, Bojong, juga santri-santri lain yang tinggal di tempat jauh.

Hampir setiap hari Selasa pagi, dengan kendaraan sepeda, naik becak atau dokar, Syekh Abdul Malik mengunjungi murid-muridnya untuk membagi-bagikan beras, uang dan terkadang pakaian sambil mengingatkan kepada mereka untuk datang pada acara pengajian Selasanan (Forum silaturrahim para pengikut Thariqah an-Naqsyabandiyah al-Khalidiyah Kedung paruk yang diadakan setiap hari Selasa dan diisi dengan pengajian dan tawajjuhan).

0 Komentar