Simak Ini, 7 Adab Calon Jamaah Haji menurut Imam Al-Ghazali

Simak Ini, 7 Adab Calon Jamaah Haji menurut Imam Al-Ghazali
Jemaah haji di Kakbah. Disway.id
0 Komentar

Karena itu, sudah sepantasnya jika jamaah calon haji untuk mengurangi pembicaraan yang tidak penting, senda gurau, apalagi pertentangan dengan sesama jamaah.

Justru selama di perjalanan menuju Baitullah, hendaknya merendahkan diri di hadapan mereka, dan menunjukkan perangai yang baik.

KEEMPAT, sebaiknya menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki jika mampu melakukannya. Sebab, menjelang wafat, Abdullah ibn ‘Abbâs pernah berpesan kepada putranya, “Wahai anak-anakku, tunaikanlah haji dengan berjalan kaki. Karena orang yang berhaji dengan berjalan kaki, setiap langkahnya dihitung sebagai tujuh ratus kebaikan dari kebaikan Tanah Haram.”

Baca Juga:Zaytun RobinTingkatkan Popularitas Website, Hyundai Ajak Media Pahami Teknik SEO

Namun, hal itu tentunya tidak mungkin dilakukan bagi jamaah calon haji asal Indonesia. Hanya saja masih bisa diusahakan di Tanah Suci saat menunaikan rangkaian manasik atau pulang-pergi dari Mekah ke tempat wukuf, terutama lagi saat ke Mina.

Jika hendak ditambahkan, sunat pula berjalan setelah berihram. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa hal itu merupakan salah satu cara menyempurnakan ibadah haji.

Kendati demikian, naik kendaraan saat menunaikan ibadah haji bukan pula termasuk hal yang tercela. Terlebih ada ulama yang mengatakan, “Naik kendaraan adalah lebih utama, karena di dalamnya ada nafkah dan biaya. Selain itu, naik kendaraan juga menjauhkan diri dari kelelahan, meminimalisir gangguan di perjalanan, lebih dekat kepada keselamatan, dan mendekatkan pada kesempurnaan ibadah haji.”

Dua pendapat ini sama sekali tidak bertentangan. Siapa saja mudah berjalan kaki, maka lakukanlah dengan berjalan kaki dan itu adalah hal yang utama. Namun ketika tidak sanggup, dan bila dilaksanakan akan mengakibatkan resiko buruk, membatasi kesempatan amal ibadah, maka naik kendaraan adalah lebih baik.

KELIMA, berpenampilan sederhana dan tidak banyak mengenakan perhiasan. Jauh dari kesan bermewah-mewahan dan memperlihatkan jabatan atau kekayaan, sehingga tidak tercatat sebagai orang yang sombong dan berlebihan.

Tampillah sebagai golongan lemah, miskin-papa, dan butuh terhadap rahmat dan ampunan Allah. Rasulullah SAW telah memerintahkan agar jamaah calon haji senantiasa berpenampilan sederhana dan menyembunyikan kekayaan, serta melarang untuk bersenang-senang dan bermewah-mewahan. Demikian seagaimana hadis riwayat ath-Thabrani.

0 Komentar