Simak Ini, 7 Adab Calon Jamaah Haji menurut Imam Al-Ghazali

Simak Ini, 7 Adab Calon Jamaah Haji menurut Imam Al-Ghazali
Jemaah haji di Kakbah. Disway.id
0 Komentar

Meski demikian, bukan berarti mereka boleh mengenakan pakaian compang-camping atau kotor. Sebab, Al-Quran sendiri memerintah mereka memersihkan diri:

ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ

Artinya, “Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran,” (QS Al-Hajj: 29).

Calon jamaah haji tetap berpenampilan layaknya akan menghadap Allah. Mereka tetap harus menjaga kebersihan dan kerapihan diri dengan cara mencukur rambut, memotong kumis, dan memotong kuku.

KEENAM, mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih hewan dam meskipun tidak wajib bagi dirinya. Usahakanlah agar hewan yang dikurbankan adalah hewan yang gemuk dan mulus.

Baca Juga:Zaytun RobinTingkatkan Popularitas Website, Hyundai Ajak Media Pahami Teknik SEO

Makanlah sebagian dagingnya jika kurban itu sunat, namun jangan memakannya apabila kurbannya wajib. Allah swt. telah berfirman, “Demikianlah perintah Allah. Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati,” (QS Al-Hajj: 32).

Namun, yang diniatkan dalam kurban adalah membersihkan sifat-sifat kehewanan yang ada dalam diri, menjauhkan sifat kikir, meraih kesucian jiwa, serta memperindahnya dengan sifat-sifat terpuji.

Lagi pula yang sampai pada Allah dalam berkuran bukan dagingnya, melainkan ketakwaannya, sebagimana firman-Nya, “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepadaNya adalah ketakwaan kamu,” (QS Al-Hajj: 37).

Keutamaannya juga luar biasa, sebagaimana sabda Rasulullah saw:

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ إِهْرَاقِهِ دَماً وَأَنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُوْنِهَا وَأَظْلَافِهَا وَإِنَّ الدَّمَ يَقَعُ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ بِالْأَرْضِ فَطِيْبُوا بِهَا نَفْسًا

Artinya, “Tidak ada amal keturunan Adam yang paling disukai Allah pada hari raya kurban selain meneteskan darah hewan kurban. Sebab pada hari Kiamat, hewan itu akan datang dengan tanduk dan kukunya. Darahnya akan jatuh diterima Allah pada suatu tempat sebelum jatuh di tanah. Maka baik-baiklah kalian dengan berkurban,” (HR. at-Tirmidzi).

KETUJUH, senantiasa berbaik sangka pada Allah atas apa yang telah dilakukan dan diinfakkan. Begitu pula dengan kepayahan, kerugian, bahkan mungkin musibah yang telah menimpa, baik yang menimpa harta maupun badan.

Ingatlah bahwa musibah adalah salah satu tanda diterima ibadah haji. Musibah saat haji sama dengan nafkah yang dikeluarkan di jalan Allah. Satu dirham sebanding dengan tujuh ratus dirham karena beratnya ujian di jalan jihad. (Al-Ghazali, I/265).

Karena itu, dia berhak atas pahala dari kepayahan dan kerugian yang dialaminya. Pahalanya tidak akan hilang sedikit pun di sisi Allah. Namun, ada pula yang menambahkan, di antara tanda diterimanya ibadah haji adalah ditinggalkannya kemaksiatan yang dahulu biasa diperbuatnya.

0 Komentar